Sabtu, 2 Agustus 2025

43 Persen Infrastruktur IoT Belum Terlindungi dari Ancaman Siber

BACA JUGA

Selular.ID – Laporan Kaspersky berjudul, ‘Pushing the limits: How to address specific cybersecurity demands and protect IoT’ mencatat setidaknya dua dari lima bisnis (43%), belum memiliki perlindungan apa pun pada sebagian dari infrastruktur IoT mereka.

Sementara itu, hambatan utama dalam implementasi sebagian besar bisnis proyek IoT adalah risiko pelanggaran keamanan siber dan kompromi data.

Menurut IoT Analytics, jumlah global perangkat IoT yang terhubung diperkirakan akan tumbuh 9%, mencapai 27 miliar koneksi IoT pada tahun 2025.

Dengan peningkatan dramatis pada perangkat yang terhubung itu, kebutuhan akan keamanan juga meningkat. Bahkan Gartner menyoroti bahwa, dalam tiga tahun terakhir, hampir 20% organisasi telah berhadapan dengan serangan siber pada perangkat IoT di jaringan mereka.

Baca juga: Tanpa Adanya Dukungan Infrastruktur, Layanan Digital Tidak Ada Artinya

Sementara dua pertiga organisasi (64%) secara global menggunakan solusi IoT, sebanyak 43% tidak melindunginya sepenuhnya.

Ini berarti bahwa untuk sejumlah proyek IoT yang ada, dapat berupa apa saja seperti stasiun pengisian EV atau electric vehicle hingga peralatan medis yang terhubung tidak menggunakan solusi perlindungan apa pun.

Alasan di balik ini mungkin karena keragaman besar perangkat dan sistem IoT, yang tidak selalu kompatibel dengan solusi keamanan.

Hampir setengah dari bisnis khawatir bahwa produk keamanan siber dapat memengaruhi kinerja IoT (46%) atau terlalu sulit untuk menemukan solusi yang sesuai (40%).

Masalah umum lainnya yang dihadapi bisnis ketika menerapkan alat keamanan siber adalah biaya tinggi (40%), tidak dapat menjelaskan justifikasi investasi kepada dewan direksi (36%) dan kurangnya staf atau keahlian keamanan IoT tertentu (35%).

Selain itu, risiko keamanan siber dilihat sebagai hambatan utama untuk menerapkan IoT pada lebih dari separuh (57%) organisasi. Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan berjuang untuk mengatasi risiko siber pada fase perancangan dan kemudian harus mempertimbangkan dengan hati-hati semua pro dan kontra sebelum implementasi.

Baca juga: Di 2022, Layanan Digital Tumbuh Lebih Besar Ketimbang Konektivitas

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU