Data dan AI/ML yang cepat mendukung peralihan menuju smart hyper automation dengan AIOps
Lebih lanjut Vincent Caldeira menjabarkan, dengan bergeraknya operasional bisnis menuju edge, maka lebih banyak value bisa dipetik dari streaming data mentah secara real time dan mengubahnya menjadi informasi yang bisa ditindaklanjuti.
Perusahaan yang mau mendesain kembali workflow dan proses kerja mereka bisa mengaplikasikan teknologi-teknologi canggih termasuk artificial intelligence (AI) dan maching learning (ML) untuk mengotomatisasi proses dan augment human.
Ini berlaku tidak hanya untuk memberikan inovasi pada proses customer engagement dan delivery, tetapi juga untuk fungsi pendukung internal utama seperti Operasional IT, Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Legal & Compliance.
Khususnya di Operasional IT, adanya sebuah platform tunggal yang AI-powered yang mendukung konvergensi otomatisasi di berbagai bidang (ITOps, DevOps, DataOps, MLOps) dapat mendukung otomatisasi yang canggih, terintegrasi, dan self-learning untuk melakukan berbagai tugas seperti manajemen kapasitas, penyimpanan dan pencadangan, manajemen keamanan, manajemen konfigurasi aplikasi dan code deployment.
Pada gilirannya hal ini mengurangi interaksi manusia dan meningkatkan level kualitas layanan serta peningkatan proses menuju pengelolaan lingkungan IT yang semakin rumit dan terdistribusi.
Baca Juga: Samsung-Tesla Bahas Desain Chip Self Driving untuk Cybertruck
Everything-as-code membantu memungkinkan self-driving yang senantiasa compliance
Vincent Caldeira juga menyoroti, secara tradisional compliance terhadap peraturan eksternal dan kebijakan internal sudah diraih melalui proses manual dan kompleks yang human-driven, melibatkan berbagai panduan yang terdokumentasi, checklist, buku pedoman operasi dan otomatisasi parsial melalui manajemen konfigurasi dan pipeline DevOps, dan cenderung melibatkan beberapa fungsi di perusahaan.
Dengan pendekatan everything-as-code, perusahaan yang ingin memperluas pendekatan pengembangan aplikasi ke semua aspek teknologi operasional dengan mendefinisikan dan mengkodifikasi infrastruktur, pipeline software delivery dan manajemen layanan aplikasi.
Sebagai contoh, rantai pasokan software yang makin dibidik oleh serangan siber, bisa diamankan dengan verifikasi otomatis dan pengesahan yang sudah built-in.
Atau compliance rule bisa dikembangkan, ditentukan seperti apa baiknya, sehingga kondisi sistem yang relevan bisa terus dimonitor dengan proses yang self-correcting, ini akan memberikan efisiensi yang besar bagi organisasi IT.
Tahun-tahun mendatang seharusnya jadi titik balik bagi pembicaraan mengenai ekosistem hybrid cloud ketika semakin banyak perusahaan yang memperluas lingkungan teknologi mereka ke edge melalui pendekatan arsitektur yang data sentris.
Melalui compliance yang terus menerus, teknologi dan standar opensource yang terus berkembang dan memungkinkan otomatisasi yang sangat cerdas melalui pendekatan terkelola akan membantu CIO menerapkan teknologi yang terstandarisasi di mana pun.
Hal ini memungkinkan pengembangan inovasi digital dengan berada di tahap di mana pengguna bisnis memiliki pandangan operasional yang end-to-end dan real-time terhadap sistem internal mereka.
Ini akan membantu perusahaan dengan self-driving yang sukses untuk semakin mengotomatisasi pengambilan keputusan operasional dan fokus pada keputusan yang lebih strategis berdasarkan data, serta meraih efisiensi operasional yang jauh lebih besar untuk memberikan layanan yang superior kepada pelanggan mereka.
Baca Juga: Teknologi yang Bakal Menjadi Tren di 2022 Ini, Perlu Peningkatan Keamanan Siber
Page: 1 2
This website uses cookies.