Lebih lanjut, Huawei disebutkan tengah sibuk merekrut ahli dari pemasok termasuk ASE Technology Holding dari Taiwan, penyedia layanan pengepakan dan pengujian chip; dan menjalin kemitraan dengan pemain lokal termasuk kolaborasi dengan BOE Technology Group untuk mengembangkan teknologi pengemasan chip tingkat panel.
Ketua bergilir Huawei, Guo Ping baru-baru ini mengakui bahwa 2022 akan menghadirkan “tantangan yang adil” dan mencatat bahwa “hanya melalui investasi strategis kita dapat tumbuh lebih kuat dan membangun masa depan untuk diri kita sendiri”.
Seperti diketahui, chip untuk perangkat Huawei diproduksi oleh perusahaan Taiwan, TSMC. Tetapi ketika aturan AS diperkenalkan, TSMC tidak bisa lagi membuat semikonduktor untuk Huawei. Pembatasan itu melumpuhkan bisnis ponsel cerdas Huawei secara global.
Selain Huawei, vendor chip terkemuka China, SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) juga masuk dalam daftar hitam AS yang membatasi aksesnya ke teknologi Amerika. Sanksi ini bisa menjadi perhatian bagi perusahaan China yang sekarang mengembangkan chip mereka sendiri.
Di sisi lain, upaya Huawei mengembangkan kemampuan dalam industri semikonduktor, telah memunculkan kekhawatiran Taiwan terhadap China.
Baca Juga: Pendapatan Anjlok, Huawei Terpaksa Pangkas Dividen Karyawan
Pada Kamis (17/2/2022), Taipei meloloskan rancangan revisi undang-undang keamanan nasional pulau itu. Undang-undang baru itu juga memasukkan “kejahatan spionase ekonomi”.
Aturan itu dirancang untuk mengatasi potensi ancaman dari China untuk mencuri teknologi utama, sekaligus memburu profesional berkaliber tinggi. Pelanggar aturan akan menghadapi ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.