Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Sudah Hadir Sejak 2017, Mengapa Tecno Belum Menjadi Brand Populer di Indonesia?

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Minim Aktifitas Pemasaran

Tentu ada beberapa faktor dibalik rendahnya brand awareness Tecno. Namun faktor utama tentu saja adalah minimnya aktifitas pemasaran. Padahal di era hyper competition, sejatinya sangat sulit bagi sebuah brand untuk bisa mencuri pasar dari para pesaing. Dibutuhkan strategi pemasaran yang jitu dan konsisten untuk menggoyang pemain lain yang sudah mapan, apalagi market leader yang sudah memiliki brand awareness yang sangat kuat di mata konsumen.

Sayangnya sejak melenggang di pasar Indonesia empat tahun lalu, sejauh ini tidak ada jurus-jurus pemasaran yang diluncurkan oleh Tecno selain hanya menawarkan harga lebih murah dibandingkan pesaing. Itu pun dengan publikasi terbatas.

Hal ini terbilang kontras dengan upaya yang dilakukan vendor lain, misalnya Oppo. Sejak menginvasi pasar Indonesia, vendor yang berada di bawah naungan BBK Group itu, terbilang paling getol dalam mengembangkan aktifitas pemasaran.

Nyaris semua channel promosi mereka manfaatkan. Baik media konvensional maupun modern, termasuk new media yang semakin happening. Dari billboards, flyer, TV, media online dan media sosial, bahkan menyewa brand ambassador. Dengan semua channel tersebut, entah sudah berapa dana yang Oppo gelontorkan sejak kehadiran mereka di Indonesia.

Strategi marketing tersebut, sejalan dengan langkah membangun jaringan retail yang menjangkau pasar di seluruh Indonesia. Lengkap dengan pemanfaatan ribuan promoter  yang membuat calon pelanggan terpincut dan akhirnya mau membeli smartphone Oppo.

Untuk memperkuat ekuitas merek, Oppo juga rajin menggelar tematik event yang sangat berperan dalam mendorong tumbuhnya brand experience di mata konsumen. Sebagai contoh, pasca peluncuran varian Reno6, Oppo menggelar “Reno6 Ultimate Gaming Battle”, ajang kompetisi PUBG Mobile yang diadakan di Central Park Jakarta pada Minggu (26/9/2021).

Lewat event itu, Oppo ingin memperluas unique value proposition (UVP) dari varian Reno yang sudah dihadirkan sejak 2917. Tak hanya menawarkan fitur kamera yang memukau, namun Reno6 juga sarat dengan beragam fitur gaming yang tak kalah unggul dari jajaran ponsel yang mengklaim dirinya ‘smartphone gaming’.

Langkah pemasaran yang agresif tak sia-sia. Dengan penguasaan pasar yang tinggi, Oppo kini sudah menjadi salah satu brand yang tergolong TOM (top of mind) di mana loyalitas konsumen sudah terbentuk.

Hal ini sangat kontras dengan Tecno yang cenderung menjalankan strategi pemasaran konservatif. Entah karena memiliki budget terbatas atau melihat pasar Indonesia tidak terlalu strategis, sejauh ini Tecno tidak terlihat jor-joran dalam upaya mengambil ceruk pasar.

Di sisi lain, produk yang dijajakan juga tidak banyak. Tengok saja, pada tahun ini Tecno hanya mengeluarkan dua produk di pasar Indonesia, yaitu Tecno Spark 7 NFC dan Tecno Pova yang membidik segmen gaming. Minimnya produk membuat Tecno semakin sulit bersaing dengan vendor smartphone lain, yang rata-rata mengeluarkan 7 – 12 produk setiap tahunnnya.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU