Sekedar diketahui, MediaTek mencapai pendapatan $ 10 miliar untuk pertama kalinya tahun lalu, dan Ku mengatakan mereka mengharapkan untuk mencapai $ 17 miliar pendapatan tahun ini. Dia mengatakan bahwa sementara chip smartphone 4G terkadang dijual seharga $10, chip 5G bisa dijual seharga $30 hingga $50.
“Faktor pendorong nomor satu benar-benar jauh lebih tinggi (harga jual rata-rata) karena transisi 4G ke 5G,” pungkas Ku.
Indikator menunjukkan perusahaan mencatat kenaikan kuat. CINNO Research mengeluarkan angka yang menunjukkan MediaTek menggantikan Qualcomm sebagai pemasok sistem-on-chip smartphone terbesar di China sepanjang 2020.
Perusahaan riset tersebut menyatakan pengiriman Qualcomm turun 48%, sebagian karena pembatasan AS pada Huawei, yang memungkinkan MediaTek mengambil posisi teratas setelah “pertumbuhan eksplosif”.
Memang sejak beberapa tahun terakhir, MediaTek terlibat persaingan sengit dengan Qualcomm. Meski masih menjadi pemain dominan di industri prosesor mobile, belakangan Qualcomm mendapat perlawanan ketat dari MediaTek yang mencoba menggerogoti pasar, khususnya segmen premium.
Laporan Counterpoint mengungkapkan, MediaTek mendominasi pasar SoC (system on chip) smartphone dengan pangsa 43% pada Q2 2021. MediaTek memperoleh pangsa dalam portofolio 5G segmen menengah ke bawah. LTE SoC lebih lanjut membantu vendor Taiwan itu untuk memperkuat posisi pasar.
Di sisi lain, Counterpoint menyebutkan bahwa Qualcomm secara komparatif lebih terpengaruh oleh kendala pasokan komponen dan hasil yang lebih rendah di pengecoran. Meski demikian, vendor asal AS itu mendominasi pengiriman modem baseband 5G dengan pangsa 55%. Qualcomm juga telah menyesuaikan kembali strategi sumber komponen, yang seharusnya dapat meningkatkan pasokan sekaligus pendapatan.