Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Laba Singtel 2019 Mencapai Rekor Terendah Dalam Dua Dekade

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Jakarta, Selular.ID – 2019 bisa disebut sebagai tahun yang tidak menggembirakan bagi Singtel. Betapa tidak, laba bersih tahunan raksasa telekomunikasi Singapura itu, anjlok sekitar 65% yang merupakan level terendah dalam lebih dari dua dekade. Perusahaan tidak memberikan perkiraan untuk tahun berjalan, mengingat ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.

Saham perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara itu turun sebanyak 4% pada pertengahan pekan ini, sesaat setelah perusahaan mengumumkan pencapaian laba bersih hanya sebesar S $1,07 miliar ($754 juta) untuk tahun yang berakhir Maret 2019.

Perolehan laba sebesar itu adalah yang terlemah sejak setidaknya tahun 1998. Tercatat, laba bersih yang mendasari, yang tidak termasuk barang luar biasa, turun 13% menjadi S$ 2,46 miliar.

Tergerusnya laba Singtel tak lepas dari melonjaknya berbagai biaya yang harus dikeluarkan, terutama dana sebesar S$1,80 miliar yang harus dibayarkan kepada otoritas telekomunikasi India, terkait dengan pelunasan pembayaran biaya spektrum dan lisensi untuk anak perusahaan, Bharti Airtel.

Menurunnya kinerja Singtel sesungguhnya mulai terlihat pada kuartal ketiga 2019. Perusahaan melaporkan kerugian triwulanan untuk pertama kalinya pada November, setelah Airtel dikenakan biaya sebesar $5,49 miliar pasca putusan pengadilan India yang memerintahkan operator untuk membayar ke negara bagian terkait kewajiban iuran di masa lalu.

Pelemahan terus berlanjut pada kuartal Januari-Maret 2020. Diperburuk oleh kerasnya kompetisi data harga dan sentimen konsumen di Australia, juga penjualan dan margin peralatan yang lebih rendah.

Singtel hampir membagi dua dividen terakhirnya menjadi 5,45 sen Singapura per saham, mengatakan ingin mempertahankan ruang keuangan untuk mengatasi ketidakpastian dalam lingkungan operasi COVID-19 saat ini dan kapasitas untuk berinvestasi dalam 5G.

“Kondisi ini akan berpengaruh selama beberapa bulan sebelum dampak penuh COVID-19 pada bisnis kami dapat dipastikan,” kata CEO Chua Sock Koong.

Sebagai bagian dari upaya perbaikan, Singtel saat ini sedang meninjau opsi strategis untuk aset menara di Australia dan telah menunjuk penasihat untuk penjualan potensial, kata Chua dalam media briefing.

Perusahaan tidak menyebutkan nama penasihat atau memberikan nilai untuk portofolio, yang sebelumnya diperkirakan oleh laporan media sekitar A $2 miliar ($1,32 miliar). Lebih jauh demi mendorong perbaikan kinerja, Singtel juga mempertimbangkan untuk menjual aset strategis lainnya dalam kondisi yang tepat, tambah Chua.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU