Jakarta, Selular.ID – Setelah babak belur pada 2017 dan 2018, Samsung mengawali 2019 dengan kondisi yang masih jauh dari ekspektasi pasar. Raksasa Korea Selatan itu, mengeluarkan pernyataan yang cukup langka terkait dengan kinerja perusahaan yang terus menurun.
Dalam rilis yang dikeluarkan pada Selasa (26/3), manajemen Samsung memperingatkan bahwa perolehan laba perusahaan, secara keseluruhan akan jatuh jauh dari ekspektasi pasar karena permintaan yang lebih lemah dari perkiraan untuk chip dan tampilan memori.
Dalam pengarsipan pasar saham, yang dirilis menjelang pedoman pendapatan bulan depan, perusahaan mengatakan profitabilitas memburuk karena berlanjutnya kinerja penjualan yang lemah.
Pemicu utama adalah bisnis memori inti yang terpukul oleh melambatnya permintaan dan penurunan harga di berbagai chip produksi perusahaan. Samsung memperkirakan penurunan yang terjadi lebih besar dari perkiraan.
Menurut laporan Bloomberg, perkiraan anjloknya laba, tak lepas dari menurunnya pasokan permintaan dari vendor-vendor utama, termasuk Apple.
Meski merupakan pesaing berat, khususnya segmen premium, Apple merupakan pelanggan utama, khususnya layar buatan Samsung.
Namun, permintaan yang juga menurun terhadap iPhone membuat Apple terpaksa memangkas prospek pendapatan pada Januari untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
Refinitive, mantan unit bisnis Thomson Reuters, memperkirakan Samsung, hanya akan membukukan laba operasional sebesar KRW7,2 triliun ($ 6,3 miliar) pada kuartal pertama tahun ini, anjlok lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peringatan anjloknya laba datang dua bulan setelah Samsung melaporkan penurunan laba bersih hingga 39% pada Q4 2018 menjadi KRW8,46 triliun, dengan pendapatan konsolidasi turun 10,2% menjadi KRW59,27 triliun.
Tanda-tanda menurunnya kinerja Samsung, sesungguhnya sudah bisa dilihat dari kegagalan Galaxy S9 pada 2018. Imbas dari penjualan Galaxy S9 yang diluar prediksi, membuat kinerja Samsung anjlok.
Raksasa Korea itu, mengalami penurunan pendapatan hingga dua digit pada Q4 2018. Disebabkan oleh anjloknya pengiriman dan harga yang jatuh di pasar yang stagnan tetapi sangat kompetitif.
Lee Jong Min, VP Samsung’s Mobile Communications Business, berharap kinerja bisnisnya meningkat pada kuartal pertama tahun ini sebagai hasil dari pertumbuhan penjualan Galaxy S10.
Namun ia mengakui, bahwa permintaan untuk smartphone pada 2019 akan tetap datar. Di sisi lain, average selling price (ASP) diperkirakan akan meningkat karena kecenderungan mengadopsi spesifikasi kelas atas termasuk layar besar, kapasitas memori lebih tinggi dan banyak kamera.
Dengan kinerja yang masih menurun, tak dapat dipungkiri saat ini Samsung tengah memasuki musim gugur, setelah bertahun-tahun perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif.
Untuk mengembalikan kinerja, Samsung akan terus berusaha meningkatkan daya saing biaya melalui manajemen sumber daya yang efisien, sekaligus memperkuat diferensiasi produk berdasarkan kepemimpinan teknologi.