Sabtu, 2 Agustus 2025

Pernyataan Ren Zhenfei Tak Pengaruhi Sikap Jerman Terhadap Huawei

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Jakarta, Selular.ID – Pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan tindakan yang secara efektif dapat memblokir Huawei untuk berpartisipasi dalam pembangunan jaringan 5G di negara itu, karena kekhawatiran keamanan global tentang vendor terus meningkat.

Mengutip sumber-sumber pemerintah, surat kabar Jerman Handelsblatt melaporkan, bahwa para pejabat menilai kemungkinan menetapkan standar keamanan yang tidak mungkin dicapai oleh Huawei, sementara amandemen undang-undang telekomunikasi Jerman juga dimungkinkan.

Sikap pemerintah mengenai Huawei tampaknya telah bergeser jauh dari Oktober 2018, ketika dikatakan tidak melihat dasar hukum untuk melarang vendor dari pasar 5G negara itu, meskipun ada tekanan dari AS dan Australia.

Kedua negara, bersama dengan Selandia Baru, secara resmi telah melarang Huawei berpartisipasi dalam peluncuran 5G mereka, karena masalah keamanan nasional. Negara-negara lain di Eropa juga telah mengancam tindakan serupa.

Jerman pertama kali mengindikasikan bahwa kekhawatirannya terhadap Huawei meningkat pada Desember 2018, ketika Deutsche Telekom, yang merupakan bagian dari perusahaan negara, mengatakan pihaknya sedang menilai kembali strategi peralatan jaringannya.

Raksasa telekomunikasi itu mengatakan sedang mengambil diskusi global tentang penggelaran peralatan jaringan dari vendor China “dengan sangat serius”.

Handelsblatt melaporkan bahwa pemerintah baru-baru ini juga mengatakan keamanan jaringan 5G “sangat relevan”, dan akan memandu keputusan yang akan datang.

Huawei menyatakan bahwa dugaan peralatan jaringannya dapat membuat negara rentan terhadap spionase dunia maya dari negara China tidak berdasar, dan telah meminta pemerintah untuk membuktikan anggapan itu.

Sebelumnya dalam dalam jumpa pers yang digelar minggu ini, pendiri Huawei Ren Zhengfei, menegaskan bahwa ia “tidak akan pernah melakukan apa pun yang akan membahayakan negara lain”.

Zhengfei kepada Financial Times, mengatakan pihaknya ‘tidak menerima permintaan apa pun dari pemerintah mana pun untuk memberikan informasi yang tidak benar’.

Ucapan Zhengfei sekaligus menepis kekhawatiran sejumlah negara mengenai merek Huawei yang disebut dijadikan alat memata-matai negara lain untuk China. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan itu ‘tidak memiliki masalah keamanan serius’.

“Tidak ada undang-undang di China yang mengharuskan perusahaan untuk memasang pintu belakang (yang dapat digunakan untuk memata-matai),” katanya.

“Saya masih mencintai negara saya, saya mendukung partai Komunis, tetapi saya tidak akan pernah melakukan apa pun untuk menyakiti negara mana pun di dunia.”

Kepada Reuters, pihak Huawei mengonfirmasi akurasi komentar Zhengfei. Pria yang berlatar belakang mantan perwira militer ini mengaku tidak percaya jika Huawei akan dilarang untuk meluncurkan jaringan telekomunikasi 5G oleh beberapa negara.

“Selalu begitu, Anda tidak dapat bekerja dengan semua orang … kami akan mengalihkan fokus kami untuk melayani negara-negara yang menyambut Huawei dengan lebih baik,” ucapnya.

Respons Zhengfei sekaligus menjawab tuding pemerintah AS yang menyebut pemerintah China melakukan aksi spionase lewat perangkat besutan Huawei. AS kemudian melarang penggunaan perangkat Huawei untuk layanan telekomunikasi.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU