Jakarta, Selular.ID – Sukses di berbagai negara, terutama Asia Pasifik, tak membuat pabrikan asal China Xiaomi menjadi puas. Brand smartphone yang berbasis di Shenzen itu, menargetkan tujuan yang lebih tinggi. Yakni membawa smartphone mereka ke pasar AS dalam waktu yang tak terlalu lama.
CEO sekaligus founder Xiaomi Lei Jun mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa sebuah lompatan ke pasar AS selalu berada di radar perusahaan. Menurutnya, Xiaomi tak akan menunda lama untuk melakukan langkah tersebut.
“Kami menargetkan dapat memasuki AS pada akhir 2018 atau awal 2019”, ujar Lei Jun.
Dorongan tersebut menandai kelanjutan ekspansi Xiaomi ke barat, menyusul keberhasilan perusahaan meluncurkan perangkatnya di Spanyol pada November 2017.
Bagi Xiaomi, pasar AS sesungguhnya tidak terlalu asing. Pasalnya mereka sudah menjual sejumlah gadget seperti kotak set TV, headphone, dan kamera 360 derajat untuk konsumen AS. Tapi peluncurannya akan menjadi yang pertama bagi Xiaomi di segmen smartphone yang sangat kompetitif dan bergantung pada kebijakan operator.
Meski berencana untuk menaklukan pasar AS, Xiaomi dipastikan akan menghadapi banyak rintangan. Pasalnya, vendor-vendor asal China tak mudah melenggang begitu saja, karena diincar oleh ketidakpercayaan dari pejabat pemerintah AS.
Pengalaman terbaru dirasakan Huawei. Vendor berlogo bunga merah menyala itu sudah lama ingin masuk ke AS. Akhir tahun lalu, Huawei bahkan sudah menjalin kerjasama dengan AT & T dan Verizon. Namun tekanan politik memaksa kedua operator itu untuk mundur dari rencana untuk menjual perangkat Mate 10 unggulan Huawei.
Di ajang CES pada Januari 2018, Rotating CEO Huawei Richard Yu menyebut keputusan kedua operator tersebut merupakan “kerugian besar bagi Huawei” dan juga bagi konsumen.
Perusahaan handset China lainnya, ZTE, menikmati lebih banyak keberuntungan di pasar AS berkat kemampuannya untuk menjalin kemitraan dengan operator AS. Pada Oktober 2017, Forbes melaporkan perusahaan tersebut memegang sekitar 12 persen pasar Amerika Utara.
Baca juga: RUU AS Larang Pemerintah Pilih Mitra Berteknologi Huawei dan ZTE
Tapi, seperti Huawei, ZTE baru-baru ini menghadapi tuduhan baru bahwa China mencoba menggunakan perusahaan telekomunikasi untuk mendapatkan akses ke teknologi dan kekayaan intelektual AS.
Namun, baik ZTE maupun Huawei sama-sama membantah tuduhan tersebut.