Jakarta, Selular.ID – Belum lama ini Apple dengan sengaja memperlambat perangkat lamanya dengan alasan untuk menjaga masa pakai baterai.
Menyusul terungkapnya kasus tersebut, selain mengeluarkan permintaan maaf dan berjanji untuk lebih transparan mengenai masalah ini di update IOS di masa mendatang, Apple, yang lebih penting, menurunkan harga penggantian baterai lama dari USD79 menjadi USD29.
Banyak pihak yang mengatakan bahw, dampak dari kasus baterai ini bisa dengan mudah berdampak lebih buruk bagi Apple. Menurut Mark Moskowitz, seorang analis Barclays, seperti Selular rangkum dari BGR, kemampuan pemilik iPhone untuk menukar baterai lama mereka menjadi yang baru akan memiliki dampak yang nyata pada jumlah kumulatif upgrade iPhone tahun ini.
Seperti yang dirangkum oleh Moskowitz, pengguna yang mungkin terpaksa mengeluarkan uang tunai yang serius untuk iPhone baru justru memilih untuk membayar lebih dari USD29 dan menikmati iPhone lama yang sama baiknya dengan yang baru.
Dalam catatan penelitian yang diperoleh CNBC, Moskowitz menulis bahwa 519 juta pengguna iPhone memenuhi syarat untuk program diskon penggantian baterai diskon.
“Dalam skenario kasus dasar kami, 10% pengguna dari 519 juta tersebut menerima penawaran USD29, dan sekitar 30% di antaranya memutuskan untuk tidak membeli iPhone baru tahun ini. Ini berarti sekitar 16 juta penjualan iPhone dapat berisiko, menciptakan penurunan sebesar 4% dari perkiraan pendapatan kami saat ini untuk C2018.” Moskowitz menjelaskan.
Meskipun Apple masih menghasilkan beberapa pendapatan melalui penjualan baterai seharga USD29, Moskowitz meyakini itu jelas tidak mendekati margin yang dinikmati Apple dengan penjualan iPhone baru.