Jakarta, Selular.ID – Pekan lalu perusahaan pemesanan taksi dan sepeda motor online Go-Jek memperoleh kucuran dana sebesar USD 1,2 miliar dari Google, perusahaan investasi Singapura Temasek dan platform online China Meituan-Dianping. Dari nilai investasi sebesar itu, USD 100 juta diantaranya dipasok Google. Ini adalah kali pertama raksasa mesin pencari itu menggelontorkan dana investasi di perusahaan ride sharing di kawasan Asia.
Selain Google cs, investor Go-Jek yang sudah ada, KKR dan Warburg Pincus, juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan yang diperkirakan akan ditutup dalam beberapa minggu ini. Samsung Venture Investment juga merupakan pendukung baru. Namun nilai investasi dari Meituan-Dianping, Temasek dan yang lainnya tidak diungkapkan.
Kantor berita Reuters melaporkan, guyuran dana segar terbaru yang dilakukan Google cs, tak dapat dilepaskan dari sejumlah langkah strategis yang telah dilakukan oleh GoJek. Diantaranya adalah mengakuisisi tiga bisnis fintech pada Desember 2017. Sebuah langkah penting untuk mempersiapkan peluncuran platform pembayaran mobile penuh pada tahun 2018.
Go-Jek adalah salah satu perusahaan digital terbesar di Indonesia dan sudah mengoperasikan jasa taksi, pengiriman dan logistik ke seluruh negeri. Perusahaan yang dikomandani oleh Nadiem Makarim ini mengklaim terdapat 15 juta pengguna aktif mingguan dan memproses 100 juta transaksi per bulan.
Sejauh ini GoJek disokong oleh pemain besar di industri ICT dunia, yakni Tencent, perusahaan di balik China payment giant WeChat Pay, yang menginvestasikan antara USD 100 juta dan USD 150 juta dalam sebuah putaran pengumpulan dana yang mencapai total USD 1 miliar pada 2017.
Saat ini Go-Jek menghadapi persaingan yang kuat dari Grab, platform pemesanan taksi Asia Tenggara yang paling populer di Singapura. Grab terus memperluas layanannya di berbagai kota di Indonesia dan sudah beroperasi di delapan negara.
Pada Juli 2017, Grab mengungkapkan bahwa pihaknya mengumpulkan USD 2 miliar dari SoftBank yang berbasis di Jepang dan perusahaan taksi terbesar di China Didi Chuxing, dengan nilai lebih dari USD 5 miliar.
Besarnya gelontoran dana yang dinikmati oleh GoJek dan Grab tentu akan berdampak pada semakin ketatnya pertarungan kedua rakasasa ride sharing itu di Indonesia.