Fasilitas pinjaman tersebut disampaikan Danu Wicaksana, CEO TCash, saat ini masih dalam tahap pilot project dan sudah dijalankan di beberapa daerah di Jawa.
“Masih pilot project, di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah banyak yang coba fasilitas ini,” ungkap Danu.
Lebih lanjut disampaikan Danu, saat ini sudah ada 2000 pengguna yang memanfaatkan fasilitas pinjaman ini. Adapun besar pinjaman yang bisa didapat oleh pengguna berkisar Rp350 ribu hingga Rp500 ribu dengan tenor pinjaman hanya sebulan saja.
Fasilitas pinjaman yang ada di TCash ini bekerjasama dengan Bank BTPN dan segera akan dilakukan juga kerjasama dengan Bank BNI dan BTN.
Untuk pengembalian pinjaman, pengguna TCash bisa membayarnya di agen-agen laku pandai mitra bank-bank tersebut.
“Fasilitas pinjaman ini kami kerjasama dengan pihak perbankan, karena fasilitas pinjaman merupakan produk perbankan dan TCash tidak mempunyai lisensi untuk memberikan pinjaman,” jelasnya.
Fasilitas pinjaman ini merupakan salah satu bentuk democratize lending yang dilakukan oleh TCash bagi masyarakat yang unbanked.
Penggunaan Big Data
Untuk bisa menerima fasilitas pinjaman, Danu menjelaskan pengguna TCash akan dianalisa terlebih dahulu profil resikonya.
Untuk menganalisa profil resiko ini TCash dikatakan Danu menggunakan big data yang dimiliki oleh Telkomsel.
“Kami punya data profil pelanggan, dengan big data yang kami miliki si pemohon akan dilihat dulu profilnya, seerti berapa besar ARPU nya dan perilaku penggunaan layanan. Dari situ bisa dilihat apakah yang bersangkutan layak menerima pinjaman atau tidak,” ungkapnya.
