Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Lenovo Group Janjikan Come Back Strong di 2018

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

moto-g5Jakarta, Selular.ID – Bersama dengan Asus, Lenovo menjadi korban dari kerasnya kompetisi pasar smartphone di Tanah Air. Berdasarkan laporan IDC per kuartal ketiga 2017, lima besar merk smartphone di Indonesia, adalah Samsung, Oppo, Advan, Vivo dan Xiaomi.

Samsung bertengger di posisi puncak dengan perolehan market share 30%, menyusul di posisi kedua Oppo 25%. Tiga besar dibawahnya adalah Advan 8,3%, Vivo 7,5% dan Xiaomi 5,2%. Dua vendor terakhir, sukses menjegal Asus dan Lenovo yang sebelumnya berada di posisi empat dan lima.

Adrie R. Suhadi, Country Lead Manager Smartphone Lenovo and Motorola Mobility Indonesia, mengakui bahwa Lenovo Group tergelincir dari posisi elit. Agresifitas vendor handset lainnya, seperti Oppo dan Vivo yang rela menggelontorkan dana marketing sangat besar, membuat market share Lenovo tergerus.

Adrie mengatakan, strategi menggandeng selebritis sebagai brand ambassador dibarengi dengan iklan besar-besaran, memang bisa mendongkrak penjualan dalam waktu singkat. Namun belanja pemasaran yang gila-gilaan, bisa jadi bumerang di masa depan.

“Kami lebih memilih untuk bekerjasama dengan partner-partner strategis untuk channel offline dan online, serta memanfaatkan media sosial. Begitu pun dengan kalangan media untuk meningkatkan reputasi brand”, ujar Adrie.

Meski demikian, Adrie menambahkan, penurunan pangsa pasar juga tak lepas dari perubahan strategi yang diusung Lenovo Group. Selain lebih banyak membidik segmen menengah (mid end), perusahaan berencana untuk lebih memperkuat pasar dengan strategi single brand, yakni Motorola.

Seperti diketahui, sejak 2016, Lenovo Group menggunakan dua brand. Lenovo untuk segmen menengah bawah dan Motorola di segmen menengah atas. Strategi itu sebenarnya cukup efektif dalam memperbesar volume penjualan.

Namun, dalam perjalanannya, meski Lenovo sudah cukup kuat menancap di benak konsumen, perusahaan melihat brand Motorola masih sangat kuat di benak masyarakat. Sehingga awareness tersebut sudah selayaknya dimanfaatkan lebih jauh agar bisa memenangkan persaingan. Sebab untuk dapat menjual perangkat dalam jumlah besar, perusahaan perlu mengerahkan seluruh aset yang dimilikinya.

“Motorola adalah brand ikonik. Dengan kembali mempopulerkan Motorola pada tahun depan, masyarakat Indonesia akan menikmati smartphone yang lebih dari sekedar price performance”, ujar Adrie.

Dengan fokus pada brand Motorola, Adrie optimis dalam waktu dua tahun, Motorola bisa kembali menjadi salah satu merek ponsel terlaris di Indonesia.

Salah satu upaya Motorola untuk come back strong adalah dengan menghadirkan varian G Series. Tak tanggung-tanggung, pihaknya akan meluncurkan tiga varian G Series pada kuartal pertama 2018, dengan rentang harga Rp 1,5 juta – Rp 4 juta. Ketiganya saat ini tengah antre menunggu sertifikat lolos uji TKDN.

Menurut Adrie, meski baru melenggang setahun terakhir, pencapaian Motorola terbilang positif. Varian G Series mampu menyumbang 15% pendapatan Lenovo di Indonesia. Salah satunya adalah Moto G5S Plus.

Sejak pertama diperkenalkan ke pasar Indonesia pada September lalu, ribuan unit Moto G5S Plus terjual secara cepat dalam program flash sale di Lazada.

Melihat permintaan yang cukup tinggi, Motorola Indonesia akhirnya secara resmi menyediakan Moto G5S Plus di gerai-gerai tradisional, seperti Erafone, Point 2000, Oke Shop dan Global Teleshop di sejumlah kota besar di Indonesia. Konsumen dapat membeli smartphone ini dalam dua pilihan warna lunar grey dan gold, seharga Rp 3,3 juta.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU