Jakarta, Selular.ID – Facebook mengumumkan perangkat baru untuk mencegah pelecehan di Facebook dan Messenger.
Hal tersebut dijelaskan Antigone Davis, Global Head of Safety dalam keterangan resminya, menurut Davis, hal itu merupakan upaya Facebook sebagai usaha berkelanjutan untuk menciptakan komunitas yang aman.
“Berdasarkan saran yang diberikan oleh pengguna Facebook, serta organisasi perwakilan group yang kerap mengalami pelecehan seperti kaum perempuan dan jurnalis, Facebook memperkenalkan fitur-fitur baru dengan kemampuan yang bisa diandalkan,”tutur Davis
Dikatakan Davis, fitur ini akan secara pro-aktif mengenali dan membantu mencegah kontak yang tidak diinginkan, seperti misalnya permintaan pertemanan dan pesan dari seseorang yang telah diblokir melalui akun lain yang mereka kendalikan.
Kemduaina menyediakan opsi untuk menolak sebuah percakapan Messenger dan secara otomatis akan menghilangkannya dari kotak masuk, tanpa perlu memblokir pengirim.
Davis juga menyebutkan, Facebook juga telah melarang bullying dan pelecehan di Facebook, dan orang bisa memberitahu ketika mereka melihat sesuatu yang mengkhawatirkan atau mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan.
Facebook juga akan meninjau laporan dan mengambil tindakan atas pelecehan yang terjadi, seperti menghapus konten, menonaktifkan akun, dan membatasi fitur tertentu seperti fitur komen bagi orang yang telah melanggar Standar Komunitas Facebook.
Pengguna bisa mengontrol apa yang mereka bagikan, dengan kepada siapa mereka membagikan postingannya, dan siapa yang bisa berkomunikasi dengan mereka. Fitur-fitur baru ini memberikan beberapa cara tambahan bagi pengguna untuk mengelola pengalaman mereka di Facebook dengan lebih baik.
Sementara untuk mencegah kontak yang tidak diinginkan, Facebolk telah mendengar cerita dari banyak orang yang memblokir seseorang untuk kemudian bertemu lagi karena orang tersebut menggunakan akun yang berbeda. Untuk membantu mencegah ini terjadi, Facebook mengembangkan lebih jauh fitur yang sudah ada untuk mencegah akun palsu dan tidak otentik di Facebook.
Kini, Facebook menggunakan berbagai sinyal (seperti alamat IP) untuk membantu mengenali jenis akun ini secara lebih proaktif dan mencegah pemiliknya mengirimkan pesan atau permintaan pertemanan kepada orang yang telah memblokir akun aslinya. Orang yang memblokir akun aslinya tersebut memegang kendali, dan harus menghubungi akun baru agar mereka dapat berinteraksi secara normal.
Jika seseorang dilecehkan, memblokir pelaku kadang justru mengakibatkan pelecehan lanjutan, terutama secara offline. Facebook juga mendengar dari kelompok yang berinteraksi dengan korban kekerasan yang melihat bahwa sebuah pesan sering kali menjadi alat yang berharga untuk menilai apakah ada risiko pelecehan lanjutan. Sekarang, pengguna hanya perlu mengkilk pesan untuk mengabaikan percakapan.
Tindakan ini akan menonaktifkan notifikasi dan memindahkan percakapan dari kotak masuk ke folder Filtered Messages Anda. Anda dapat membaca pesan dalam percakapan tanpa pengirim melihat apakah mereka telah membacanya. Fitur ini sekarang tersedia untuk percakapan perorangan dengan pengguna lain dan akan segera tersedia secara luas untuk pesan grup juga.
Davis menambahkan, Facebook telah bekerja sama dengan para ahli di berbagai bidang untuk menyediakan berbagai sumber daya atau referensi terkait keamanan bagi masyarakat.
Sebagai contoh, Facebook telah mengembangkan sumber daya baru untuk korban kekerasan dalam rumah tangga dalam kemitraan dengan Jaringan Nasional untuk mengakhiri kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, Facebook juga bekerjasama dengan lebih dari 150 ahli keamanan selama setahun terakhir di India, Irlandia, Kenya, Belanda, Spanyol, Turki, Swedia, dan Amerika Serikat untuk mendapatkan umpan balik mengenai cara-cara yang dapat ditngkatkan.
“Kami juga telah menyelenggarakan acara pertemuan roundtable melalui Facebook Journalism Project untuk mempelajari lebih banyak hal mengenai pengalaman unik komunitas jurnalis di Facebook. Puncaknya berada pada fitur yang kita hadirkan, serta sumber daya bagi jurnalis untuk membantu mereka lindungi diri mereka sendiri di facebook,”pungkas Davis