Kuala Lumpur, Selular.ID – Salah satu isu yang mengemuka dalam gelaran “Huawei Innovation Day 2017” di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 – 10 November 2017, adalah keamanan publik (public safety). Tak dapat dipungkiri, keamanan publik merupakan aspek penting kehidupan kontemporer.
Di dunia yang kacau, berbahaya, dan mudah berubah, sulit bagi adanya kemakmuran ekonomi dan kohesi sosial tanpa tingkat keamanan tertentu. Orang membutuhkan keamanan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari dan melakukan bisnis dan komunikasi. Hal ini terutama terjadi pada kota-kota.
Menurut UNICEF, 70 persen orang di seluruh dunia akan tinggal di kota-kota pada 2050. Tren menuju urbanisasi ini akan memerlukan model operasi baru dan menimbulkan tantangan dalam hal bagaimana melindungi penduduk kotanya.
Pada perhelatan tersebut, The Brookings Institution, sebuah organisasi kebijakan publik nirlaba yang berbasis di Washington, DC, merilis laporan yang bertajuk Global Safe City, yaitu sebuah gambaran safe city di beberapa kota di seluruh dunia.
Hasil dari laporan tersebut mengindikasikan bahwa dari perspektif infrastruktur, kawasan Asia Pasifik memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun smart city dan safe city.
Laporan tersebut mengungkapkan, diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang diteliti, Singapura memiliki nilai tertinggi dengan total 120 poin pada aspek keselamatan publik, diikuti oleh Bangkok dengan 96 poin, Kuala Lumpur dengan 94 poin, dan Jakarta dengan 90 poin.
Penilaian keseluruhan diambil berdasarkan 24 indikator yang mengukur dimensi visi kota metropolitan, infrastruktur digital, efektivitas keselamatan, adopsi keselamatan, analisis data, dan keterlibatan masyarakat.
Sementara untuk Jakarta, terdapat beberapa aspek yang harus ditingkatkan dan masih memiliki nilai yang kurang, terutama untuk infrastruktur digital, efektivitas keamanan publik, serta adopsi keamanan publik.
Untuk infrastruktur digital, poin yang perlu ditingkatkan adalah akses masyarakat terhadap internet, akses wifi, serta platform website. Dalam efektivitas keamanan publik, poin yang harus ditingkatkan yaitu persepsi tingkat kejahatan, persepsi terhadap keamanan, dan peristiwa kejahatan.
Sedangkan dalam aspek adopsi keamanan publik, terdapat dua poin yang perlu ditingkatkan untuk menambah nilai secara keseluruhan,yaitu body cams dan peringatan darurat.
Menurut Darrel West, Director The Brookings Institution, inovasi keamanan publik penting karena merupakan pendukung utama kemajuan ekonomi.
Darrel mengutip riset yang dibahas oleh Cardona, Kretschmer, dan Strobel dalam jurnal “Information Economics andPolicy”, bahwa peningkatan investasi TIK sebesar 10% bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,6%.
“Selain itu, konektivitas sosial merupakan cara untuk memperbaiki penegakan hukum. Ini membantu aparat petugas untuk berhubungan dengan masyarakat dan meningkatkan akuntabilitasnya”, ujar Darrel.
Misalnya, kota yang menggunakan kamera untuk ditaruh sebagai perlengkapan seragam polisi dalam menjalankan tugas sehari hari, bisa melihat terjadinya penurunan jumlah keluhan terhadap petugas sebesar 88% dan pengurangan insiden yang melibatkan penggunaan kekuatan hukum sebesar 60% satu tahun ke depannya.
Ditambahkan oleh Agustin Chiew, Global Public Safety Expert, Enterprise Business Group of Huawei, keselamatan publik adalah isu sentral yang semakin diperhatikan di kota-kota besar serta dijadikan prioritas oleh pemerintah di seluruh dunia.
“Hal ini menginspirasi Huawei untuk mengembangkan solusi-solusi inovatif yang dapat berkontribusi untuk menciptakanaspek keselamatan publik yang lebih baik.”
Agustin juga menambahkan bahwa dengan memperkenalkan solusi mutakhir yang memanfaatkan jaringanperangkat yang terhubung, Huawei berkeinginanuntuk bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk melindungi bisnis mereka sertalingkungan pariwisata.
Berkaitan dengan hal ini, Huawei juga berbagi pengalamannya dalam membantu Distrik Longgang di Shenzhen, Tiongkok, untuk pembangunan infrastruktur safe city.