Jakarta, Selular.ID – Menjelang tutup tahun, persaingan antar vendor smartphone semakin ketat. Beberapa vendor yang sebelumnya menghuni papan atas tergusur, digantikan muka baru yang gencar berpromosi dan memperluas jaringan penjualan ke banyak kota di Indonesia.
Menurut laporan IDC, sepanjang kuartal ketiga 2017, penguasaan pasar lima posisi teratas adalah Samsung (30,09%), Oppo (25,5%), Advan (8,3%), Vivo (7,5%), dan Xiaomi (6,2%), sisanya sebanyak 22,5% dibagi merek-merek lainnya.
Mengacu pada kuartal sebelumnya, yakni Q2- 2017 penguasaan pasar smartphone di Indonesia berturut-turut adalah Samsung (32%), Oppo (24%), Advan (9%), Asus (7%), dan Xiaomi (3%).
Berdasarkan laporan tersebut, Asus terpental dari posisi lima besar, menyusul Lenovo yang sudah lebih dulu keluar dari kelompok elit di kuartal kedua 2017 digantikan Xiaomi.
Tiga posisi teratas masih kokoh dikuasai Samsung, Oppo dan Advan. Kecuali Samsung yang drop, Oppo dan Advan sukses memperbesar pangsa pasar meski naik tipis. Xiomi tetap berada di posisi lima seperti halnya Q2-2017, meski pangsa pasar yang semakin meningkat.
Kejutan besar justru dilakukan oleh Vivo yang sukses menyodok ke posisi empat besar dengan market share 7,55%. Padahal pangsa pasar brand asal China itu sebelumnya masih 4% pada kuartal pertama 2017, dengan menempati posisi 10.
Riski Febrian, Associate Market Analyst, IDC Indonesia, menyebutkan bahwa keberhasilan Oppo dan Vivo dalam meningkatkan market share, bukan hanya karena gencar berpromosi namun juga karena kemampuan mengeksplorasi fitur dual camera dan layar thin/bezel-less, sehingga berdampak pada pertumbuhan segmen midrange.
Ke depan, diperkirakan akan lebih banyak vendor smartphone yang mengikuti tren fitur tersebut, dengan menargetkan pengguna yang ingin mengupgrade smartphone-nya. Selain juga rasio harga terhadap spesifikasi yang setimpal.
“Fitur-fitur yang sebelumnya hanya dapat ditemukan secara ekslusif pada ponsel high-end seperti Galaxy S8, nantinya akan menjadi semakin mainstream dimana vendor berbasis China dan vendor lokal akan mengadopsi fitur-fitur tersebut pada produk mereka agar tetap kompetitif”, ujar Riski.
Menanggapi keberhasilan menduduki posisi empat besar, Edy Kusuma, Brand Manager Vivo Indonesia, mengatakan bahwa hal itu menunjukkan produk-produk Vivo sudah diterima oleh konsumen Indonesia.
“Vivo memang cukup gencar berpromosi karena hal itu kita yakini dapat dapat meningkatkan brand awareness. Jika produk Vivo semakin dikenal luas, maka penjualan tentunya juga akan meningkat”, ujar Edi.
Meski telah menjejak di posisi empat, namun Edi yakin bahwa Vivo dapat melangkah lebih jauh. Dengan dukungan produk yang mumpuni, jaringan penjualan yang luas dan layanan after sales yang merata di banyak kota di Indonesia, pihaknya membidik posisi ke tiga besar di Indonesia.
“Untuk menjadi tiga besar di Indonesia kami terus melihat pasar smartphone, ponsel apa yang banyak dicari, dan kami akan coba bermain disegmen itu,” pungkas Edi.