Jakarta, Selular.ID – Kemandekan Grab pada sistem pembayaran di-dalam-platfrom (GrabPay) menjadi kesempatan emas bagi Gojek untuk melebarkan sayap bisnis alat pembayarannya, Go-Pay.
Pada acara peresmian kolaborasi Gojek dengan Pemkab Banyuwangi hari ini di Jakarta, Nadiem Makarim, CEO Gojek mengatakan bahwa tahun depan Go-Pay akan lepas dari Gojek.
“Go-Pay punya lisensi uang elektronik (e-money) resmi yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk menjalankan digital wallet. Sehingga Go-Pay bisa digunakan di berbagai merchant, bukan hanya di aplikasi, di luar (platform) juga bisa. Sedangkan mereka (GrabPay) tidak punya (lisensi),” papar Nadiem.
Selama ini, top-up Go-Pay hanya bisa dilakukan lewat perbankan, namun mulai pertengahan tahun, pengguna bisa isi saldo via driver Gojek. Yang terbaru, pengguna bisa top-up lewat Alfamart.
Nadiem mengaku Go-Pay sudah digunakan oleh hampir 60 persen dari seluruh pengguna Gojek. Tapi masih lebih banyak masyarakat yang belum tersentuh e-wallet.
“Tahun 2018 Go-Pay akan keluar dari ekosistem Gojek dan akan mulai diterima baik di online maupun di offline. Harapan kami Go-Pay bisa digunakan seperti uang tunai. Di mana pun orang menerima cash, juga akan menerima Go-Pay. Orang gak usah bawa-bawa dompet, cukup bawa smartphone. Lebih safe lebih secure dan meng-empower orang untuk mengakses digital economy. Tahun 2018 akan menjadi tahunnya Go-Pay,” terang Nadiem.
Lebih lanjut Nadiem menjelaskan bahwa Go-Pay audah punya lisensi e-money, jadi perusahaan bisa menggunakan Go-Pay di luar aplikasi Gojek. Mungkin di aplikasi lain, di website lain, dan di toko-toko offline misalnya, sebut Nadiem. Caranya, ya lewat handphone.
“Kami satu-satunya pemain digital terbesar yang memiliki digital wallet,” tutup Nadiem.