Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Kaspersky Peroleh Pendanaan USD15,6 Juta Untuk Penelitian Siber di Asia

BACA JUGA

130305_kaspersky anti virus

Jakarta, Selular.ID – Kaspersky Lab mengumumkan bahwa pemerintah Singapura baru-baru ini memberikan pendanaan untuk proyek penelitian perusahaan mengenai metode inovatif untuk mengidentifikasi sumber malware APT.

Sebagai salah satu bentuk upaya Singapura meningkatkan kemampuan negara ini dalam hal penelitian dan pengembangan (R&D) keamanan siber, Bekerja sama dengan National University of Singapore (NUS), proyek penelitian oleh Kaspersky Lab merupakan satu dari sembilan proyek keamanan siber yang didanai oleh Singapore National Research Foundation dengan total dana sebesar $ 15,6 juta.

Pendanaan ini memang ditujukan bagi proyek yang melakukan penelitian terhadap bidang teknologi penting seperti pendeteksian, analisis dan pertahanan yang efektif terhadap ancaman, sistem IoT yang aman, security by design serta pengujian teknologi yang ada. Semantara penelitian ini berfokus pada tiga bidang penting, yaitu keamanan nasional, infrastruktur kritis dan negara pintar (Smart Nation).

Vitaly Kamluk, Director of Global Research & Analysis Team, Kaspersky Lab APAC dalam keterangan resminya menjelaskan, dari 23 proposal yang diterima, hanya sembilan proposal yang dipilih berdasarkan kepentingan mereka dalam menciptakan dampak bagi Singapura dan adanya kemungkinan penerapan yang praktis dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

“Kaspersky Lab bekerja dengan NUS untuk mengembangkan proyek penelitiannya yang berjudul, Malware Source Attribution through Multi-Dimensional Code Feature Analysis untuk menciptakan solusi otomatis yang akan membantu para analis perangkat lunak dan tim respons keamanan memahami kemiripan antar malware yang digunakan dalam berbagai serangan di dunia maya secara lebih efisien serta dapat menentukan pelakupenyerangan dengan cepat,”ujar Vitaly

Dia menyebutkan praktek yang umum digunakan di kalangan profesional keamanan siber sejauh ini bergantung pada histori serangan malware untuk memberikan kemungkinan gambaran ancaman yang akan datang.

Ahli keamanan dunia maya biasanya mengumpulkan bukti setelah adanya serangan siber, menyamakan penelitian APT dengan paleontologi di mana analis malware menggali dan mengumpulkan artefak malware, memetakan dan menganalisa serangan serta mengikuti jejak para peretas untuk mengungkap dan mengetahui aksi mereka.

“Kami berharap bahwa teknologi baru yang dikembangkan bersama NUS akan membantu meningkatkan kecepatan penelitian kami dalam hal kode atribusi. Kami menginginkan solusi praktis yang pada akhirnya dapat diterapkan dan bermanfaat tidak hanya bagi kami tapi juga bagi semua lembaga di Singapura yang berminat,” pungkas Vitaly

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU