Jakarta, Selular.ID – Bendera 4G sudah berkibar di nusantara sejak Desember 2014. Bahkan sejak tahun lalu operator nasional mulai menggelar teknologi 4.5G. Namun hingga kini, masih banyak masyarakat Tanah Air yang masih berada di layanan 2G dan 3G.
Padahal, mengoperasikan satu teknologi (4G saja) akan lebih meringankan pekerjaan operator dari segala sisi.
Operator XL Axiata misalnya, per akhir 2016 mengatakan pengguna data di jaringannya mencapai 63 persen dari total pelanggan, atau sekitar 29 juta. Sementara pengguna 2G alias pelanggan Non Data, berkisar 37 persen, atau 16 juta pengguna.
VP Network Planning & Development XL, Budi Harjono, meyakini pengguna 2G akan masih ada sampai tahun 2020 di Indonesia. Namun ia berharap pelanggan 3G segera habis.
“Perkiraan kami 2020 ke atas masih ada (pelanggan 2G). Bisa lebih cepat kalau ekosistemnya dan demand handset baru juga ada. Kami berharap bekerjasama dengan partner bisa mengakselerasi itu, sehingga network lebih efisien.” papar Budi pada peresmian 4.5G Xperience Zone di Lotte Avenue Jakarta (5/4/2017).
Dari sisi network, lanjut Budi, memelihara satu teknologi akan jauh lebih baik. Dari sisi cost (biaya) juga lebih ringan. Operation juga lebih baik. Untuk user juga lebih nyaman dengan adanya single platform technology.
“Semakin cepat pindah ke 4G akan lebih baik. Kami berharap 3G segera kosong, (pelanggan) pindah ke 4G. Sehingga semua masyarakat di Indonesia bisa mendapat layanan super cepat,” kata Budi.
Harga handphone 3G dan 4G menurut Budi tidak jauh berbeda. Ia melihat di jaringan XL tidak sedikit pelanggan yang sudah menggunakan handphone 4G. Namun mereka tidak tahu kalau harus upgrade kartu agar bisa menikmati 4G.
Dari situ, XL kerap mengirim pesan singkat yang berisi himbauan agar pelanggan mengganti ke kartu 4G. Sehingga ekosistem 4G lebih cepat terealisasi.
