Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Lelang Frekuensi, Indonesia Perlu Contek Singapura Optimalkan PNBP

BACA JUGA

BTS 22

Jakarta, Selular.ID – Kemelut lelang frekuensi di Indonesia belum mencapai titik akhir. Pemerintah diminta segera menyelenggarakan lelang frekuensi 2.1GHz dan 2.3GHz untuk mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) selain mempercepat akselerasi broadband di Indonesia. Penerimaan PNBP akan optimal dengan disegerakannya lelang tersebut.

Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dinilai tidak serius melelang frekuensi. Pasalnya, menurut Maftuchan, Direktur Eksekutif Prakasarsa, Kominfo hanya mengalokasikan satu blok pada pita frekuensi 2,3 GHz untuk dilelang tahun ini, sementara sisanya tidak jelas kapan akan dilelang.

Padahal penundaan satu blok di pita frekuensi 2,3 GHz telah menghilangkan potenai penerimaan PNBP mencapai Rp2,3 Triliun dan setiap penundaan turut mengakumulasi potensi kehilangan PNBP hingga Rp250 miliar per tahun.

Bila melihat negara tetangga, Singapura, negara ini menghasilkan SDG1.15 miliar (USD822 juta) dalam lelang spektrum tiga band frekuensi untuk dua operator terbesar di negara itu yakni Singtel dan StarHub. Keduanya memperoleh bagian terbesar dari penjualan.

Infocomm Media Development Authority (IMDA) mengalokasikan total 175 MHz spektrum tersebut tahun ini untuk layanan mobile, dari pita 700MHz, 900MHz and 2.5GHz. Hal ini juga termasuk spektrum untuk refarming dari layanan 2G, yang ditutup pada 1 April lalu.

Operator terbesar Singtel menghabiskan dana sebesar SGD 563.7 juta untuk spektrum 75MHz di semua tiga band. Sedangkan StarHub memperoleh pita selebar 60MHz di tiga band dengan nilai SGD349.6 juta.

Selain itu, operator M1 mengambil 30MHz di 700MHz dan 900MHz band dengan harga SGD208 juta, dan pendatang baru TPG Telecom membeli 10MHz di band 2.5GHz senilai SGD23.8 juta.

Operator fixed-line asal Australia, TPG Telecom, sukses melibas MyRepublic dalam kompetisi untuk mengantongi lisensi seluler keempat di Singapura, dalam lelang spektrum terbuka yang diperuntukkan bagi pendatang baru.

“Minat yang kuat dalam spektrum radio merupakan bukti kepercayaan para operator jaringan mobile di pasar ponsel yang terus bergerak maju,” kata Tan Kiat How, CEO IMDA. “Mirip dengan hasil lelang spektrum terakhir, IMDA berencana untuk menginvestasikan kembali uang yang diterima untuk membantu perusahaan-perusahaan infocomm media dan tenaga kerja mengembangkan kemampuan mereka, memperkuat infrastruktur digital, dan siap diri untuk ekonomi digital.”

Pemenang lelang dapat mulai menggunakan spektrum pada 1 Juli mendatang.

Tiga operator incumbent masing-masing memperoleh frekuensi seluas 10MHz di spektrum 900MHz dan 700MHz dengan pembagian Singtel 40MHz, StarHub 30MHz dan M1 20MHz. StarHub menempati lebar pita 20MHz di frekuensi 2.5GHz, sementara Singtel memiliki lebar pita 15MHz.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU