Jakarta, Selular.ID – Minat orang untuk belanja online semakin tinggi. Ini terlihat dari tren belanja di toko online semakin meningkat di tahun 2016 lalu. Dari beberapa toko online yang ada di Indonesia, siapa yang paling banyak diakses ?
Tokopedia kini menjadi situs jual beli online yang paling populer bagi netizen Indonesia. Survey Mastel dan APJII 2016 menunjukkan bahwa aplikasi Tokopedia adalah aplikasi yang paling sering digunakan (50,7 persen) oleh penggemar jual beli online se-Indonesia, mengalahkan Lazada (46,7 persen) dan Bukalapak (39,7 persen).
Lebih dari satu juta masyarakat Indonesia telah memulai bisnis mereka di Tokopedia. Pendapatan merchant di e-commerce lokal ini sudah menembus Rp1 triliun per bulan. Kota dengan transaksi terbanyak antara lain Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung. Total pengguna aktif di Tokopedia dua kali lipat lebih besar dibandingkan pemain e-commerce lain. Setiap bulannya, total kunjungan halaman di situs ini juga sudah mencapai 1,3 miliar laman. Bagaimana usaha dan perjalanan Tokopedia mengarungi bisnis e-commerce di Indonesia hingga saat ini?
Berikut wawancara eksklusif Selular dengan William Tanuwijaya, CEO Tokopedia:
Bagaimana perjalanan Tokopedia selama mengarungi bisnis e-commerce?
Asal Mula
Saya menganggap diri saya sebagai pengusaha karena kecelakaan, pengusaha karena kepepet. Saya lahir dan besar di kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ketika lulus SMA, almarhum ayah dan paman saya ingin saya memiliki kehidupan yang lebih baik. Bagi mereka kehidupan lebih baik berasal dari pendidikan yang lebih baik. Saya diberikan tiket sekali jalan untuk merantau ke Jakarta. Naik kapal 4 malam, 3 hari dari Belawan ke Tanjung Priok.
Saya kuliah Teknik Informatika di sebuah universitas swasta di Jakarta. Pada semester kedua, almarhum ayah mulai jatuh sakit. Untuk tetap di Jakarta, saya berusaha mencari pekerjaan. Saya kemudian berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai operator warnet shift malam, jam 9 malam ke 9 pagi. Ini menjadi berkah terselubung, saya memiliki akses ke internet gratis setiap hari ketika internet masih mahal. Saya benar-benar jatuh cinta kepada internet.
Ketika lulus di tahun 2003, saya selalu ingin bekerja di perusahaan internet. Namun perusahaan yang saya kagumi, seperti Google, Facebook, belum memiliki kantor cabang di Indonesia. Saya kemudian hanya bekerja kantoran, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, tidak berhubungan sepenuhnya dengan internet. Tahun 2007, saya melihat peluang membangun marketplace di Indonesia, karena minimnya kepercayaan untuk menjual/membeli produk dari orang yang tidak dikenal, tidak dapat bertemu karena terpisah oleh lebih dari 17.000 pulau Indonesia, padahal internet dapat mempertemukan dan menghubungkan mereka. Minimnya kepercayaan dan platform yang efisien untuk memulai dan mengembangkan bisnis secara online menjadi sebuah peluang yang besar untuk memulai bisnis marketplace pertama di Indonesia.
Namun, saya sadar memulai bisnis internet seperti itu pasti butuh modal tidak kecil. Ayah saya didiagnosa kanker saat itu dan saya adalah satu-satunya tulang punggung di keluarga saya. Terinspirasi oleh entrepreneur muda di Silicon Valley, seperti pendiri Google, Facebook, yang bisa memulai bisnis di bangku kuliah, saya kemudian belajar adanya konsep memulai bisnis dengan mencari pemodalan dari angel investors hingga pemodal ventura. Saya tidak kenal pemodal ventura manapun. Lantas saya datang ke orang kaya satu-satunya yang saya kenal, bos tempat saya bekerja waktu itu.
Bos saya kemudian berbaik hati, memperkenalkan saya kepada rekan-rekannya, para calon investor. Selama tahun 2007-2009, dalam setiap kesempatan, saya mencoba pitching tentang ide Tokopedia, namun kondisi saat itu belum seperti sekarang dimana perusahaan teknologi dianggap sebagai bisnis yang menjanjikan. Tidak ada yang berani memodali. Alasan penolakannya kebanyakan karena lima pertanyaan berikut ini:
1. Dapatkah kamu menyebutkan satu orang Indonesia yang menjadi sukses, kaya, berhasil karena bisnis teknologi/internet? Tidak ada kisah sukses tentang industri, membuat para calon investor saat itu tidak dapat melihat bagaimana pengembalian modal dapat dilakukan.
2. Indonesia adalah market yang besar dan kalian tidak sedang mencoba membangun sesuatu hal yang benar-benar baru, marketplace sudah dimulai di Amerika oleh eBay sebelum tahun 2000. Jika kamu membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia butuh marketplace, butuh Tokopedia, maka raksasa-raksasa besar dari seluruh dunia akan masuk ke Indonesia. Ada eBay, Rakuten, Alibaba, bagaimana kamu dapat berkompetisi dengan mereka ketika mereka masuk? Ketakutan akan kompetisi.
Pertanyaan ke 3-5 adalah tentang masa lalu saya, dari keluarga mana, kuliah dimana dan punya pengalaman bisnis apa sebelumnya. Saya berasal dari keluarga biasa, lulusan warnet dan tanpa pengalaman bisnis, wajar membuat kami gagal menyakinkan calon pemodal.
Keberanian
Satu hal yang mengubah hidup kami adalah ketika saya bertemu dengan seorang calon investor yang memberikan saya nasihat, “Kalian masih muda, jangan sia-siakan masa muda kalian. Muda itu cuma sekali, carilah mimpi yang lebih realistis. Jangan mimpi yang muluk-muluk. Role model kalian, mimpi Silicon Valley, Sergey Brin, Larry Page, Mark Zuckerberg, mereka adalah orang-orang yang spesial. Kalian tidak.”
Di momen itulah, saya sadar bahwa membangun bisnis itu tidak mudah. Membangun bisnis itu tentang membangun kepercayaan, dan kepercayaan itu adalah tentang kredibilitas dan rekam jejak masa lalu.
Dalam perjalanan membangun Tokopedia, kami belajar tentang filosofi dan semangat bambu runcing. Bambu runcing bagi saya melambangkan tiga hal: Keberanian, Kegigihan dan Harapan.
Di titik inilah kami belajar tentang keberanian. Keberanian untuk percaya kepada diri kami sendiri ketika tidak ada yang percaya kepada mimpi kami. Keberanian untuk percaya masa lalu sudah tidak bisa diubah, namun masa depan ada di tangan kita sendiri. Di titik inilah kami menemukan tujuan hidup kami bahwa kami tidak boleh menyerah. Jika kami butuh waktu bertahun-tahun untuk memulai Tokopedia, kami ingin Tokopedia bisa membantu siapa saja orang Indonesia, yang ingin memulai dan membangun bisnis mereka, bisa memulai secara instan. Tokopedia adalah tentang sebuah platform untuk memulai, tentang sebuah platform yang memberikan peluang dan kesempatan kepada setiap orang Indonesia.
Kegigihan
6 Februari 2009, bos kami kemudian memutuskan memberikan investasi pertama untuk kami memulai. Hal pertama yang kami lakukan adalah kembali ke kampus saya dalam rangka meyakinkan talenta-talenta Indonesia untuk bergabung dengan Tokopedia karena sebagai perusahaan teknologi, aset terbesar adalah manusia. Perusahaan kami hanya akan sebaik produk yang kami bangun dan produk yang kami bangun hanya akan sebagus dengan kualitas manusia-manusianya.
Dua hari kami berdiri di kampus, berusaha meyakinkan para mahasiswa untuk bergabung dengan kami, namun tidak ada yang tertarik bergabung. Sementara itu, di depan kami booth sebuah bank terbesar di Indonesia dipadati ribuan kandidat. Di situlah kami belajar bahwa ini semua tidak akan mudah. Indonesia benar-benar bukan Silicon Valley. Kami kemudian meminta kepada universitas untuk memberikan slot sebagai pembicara di kelas-kelas, berbagi pengalaman kami membangun perusahaan internet di Indonesia. Hal ini sebenarnya sulit untuk saya, karena latar belakang saya yang introvert, namun kami belajar tentang kegigihan, untuk keluar dari zona nyaman kami.
Kami belajar dari Henry Ford yang pernah mengatakan, “Kalau kamu pikir kamu bisa, atau kamu pikir kamu tidak bisa, dua-duanya kamu benar.”
Hal ini kemudian berbuah positif, perlahan-lahan kami mulai mampu meyakinkan talenta-talenta untuk bergabung dengan kami. Saat ini Tokopedia sudah mempekerjakan lebih dari 1.000 orang, termasuk para lulusan terbaik universitas-universitas dunia.
Tahun 2010, momentum mulai datang ke Indonesia. Yahoo mengakuisisi Koprol. Indonesia mulai kedatangan VC-VC (venture capital, ed) besar dunia. Saya sempat bertemu dengan mereka, namun karena keterbatasan bahasa—bahasa Inggris saya pas-pasan, saya bisa membaca, dan mendengar, namun berbicara sulit sekali. Saya gagal berkomunikasi dengan baik dalam menyampaikan visi-misi Tokopedia.
Namun bermodal tebal muka, dan kegigihan, saya tahu kami tidak boleh menyerah. Kami sadar persaingan global akan datang dan kami harus juga bisa belajar dari kacamata global. Kami butuh investor yang punya pengalaman di sisi teknologi dan internet.
Keberuntungan mengantarkan kami kepada investor-investor teknologi asal Jepang. Bahasa Inggris mereka juga pas-pasan, sehingga toleransi mereka lebih tinggi. Inilah alasan mengapa beberapa investor awal Tokopedia berasal dari Jepang & Korea: East Ventures (2010), CyberAgent (2011), Beenos (2012), SoftBank Korea (2013). Dari mereka kami kemudian belajar untuk berkomunikasi dengan rutin menggunakan Bahasa Inggris.
Oktober 2014 menjadi momentum penting, karena Tokopedia menjadi perusahaan internet pertama asal Asia Tenggara yang meraih kepercayaan investasi sebesar 100 juta USD dari SoftBank & Sequoia Capital.
Harapan
Investasi tersebut menjadi momentum penting, karena Indonesia tidak lagi hanya dipandang sebagai negara pasar, namun dipandang mampu melahirkan perusahaan teknologi kelas dunia yang dapat bersaing secara global.
Internet jelas mengubah hidup saya, hidup kami di Tokopedia, dan hidup orang-orang yang menggunakan Tokopedia.
Para pejuang kemerdekaan Indonesia, bermodal bambu runcing, bukan hanya karena modal keberanian dan kegigihan. Namun harapan bahwa Indonesia akan merdeka berkat perjuangan mereka lah yang kemudian mendasari semangat bambu runcing tersebut.
Sama hal nya dengan Tokopedia. Harapan saat ini adalah misi kami, yaitu kami ingin membangun sebuah wadah dimana siapa saja orang Indonesia bisa memulai dan mengembangkan mimpi dan bisnis mereka lewat Tokopedia. Kami memiliki kesempatan untuk menyaksikan dengan dekat, jutaan bisnis yang tumbuh dan berkembang di Tokopedia.
Bagi mereka yang berhasil, kami juga melihat benang merah, dimana adanya semangat bambu runcing. Semua diantara mereka punya keberanian untuk memulai, namun hanya sebagian yang punya kegigihan untuk bangkit dalam setiap kegagalan, dan mereka yang punya kegigihan, hampir pasti didasari oleh adanya harapan, entah itu harapan untuk anak sekolah lebih tinggi atau punya kehidupan lebih baik. Dan harapan inilah yang membuat dan memisahkan antara yang berhasil dan tidak. Contohnya Fachrudin, mantan cleaning service yang kini menjadi pengusaha mainan.
Jika di awal karir kami mendapatkan nasihat untuk tidak bermimpi yang muluk-muluk, kami teringat pesan dari Bapak Pendiri Bangsa Indonesia, Ir. Soekarno. Beliau pernah mengatakan untuk “Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.” Bagi kami, akan sangat menyedihkan jika belum sampai 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia sudah kehilangan kemerdekaan untuk bermimpi.
Kami sangat bersyukur hari ini Tokopedia bisa terus bertumbuh bersama dengan mimpi-mimpi jutaan masyarakat Indonesia yang memperjuangkan harapannya, membangun bisnis di atas platform Tokopedia. Saat ini, Tokopedia telah menjadi platform dimana para merchant-merchant yang bergabung berhasil mengirimkan puluhan juta produk ke seluruh penjuru nusantara dan berhasil menghasilkan triliunan rupiah per bulannya.
Tokopedia sudah menjadi situs Indonesia yang paling sering dikunjungi dan juga aplikasi jual beli online paling sering dipakai di Indonesia (Data AppAnnie).
Bagaimana strategi Tokopedia selama ini sehingga bisa mencapai posisi pertama di e-commerce dalam negeri? Bagaimana pula strategi mempertahankan posisi ini?
Being authentic to what we believe, tell where’s our brand stands. Kami selalu memegang teguh bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan membantu orang lain menjadi lebih sukses, maka kami ingin selalu memastikan siapa saja bisa mewujudkan mimpi untuk membangun bisnis, dimulai dari Tokopedia. Kini sudah ada jutaan merchant yang berhasil menciptakan peluang bersama Tokopedia. Setiap bulan, mereka menghasilkan triliunan rupiah lewat 30 juta produk siap dibeli dengan harga terbaik dan transparan.
Tokopedia juga menjadi satu-satunya situs lokal dalam jajaran 10 situs yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia menurut SimilarWeb. Data AppAnnie juga menunjukkan bahwa aplikasi Tokopedia merupakan aplikasi jual beli online yang paling sering dipakai di Indonesia dengan jumlah pengguna aktif dua kali lipat dibanding pilihan lainnya. Tahun ini, kami menargetkan bisa terus menjaga kepercayaan masyarakat Indonesia, tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai solusi jual beli online, serta pembayaran kebutuhan sehari-hari—semua dimulai dari Tokopedia.
Bagaimana mengelola sebuah situs jual beli online dengan konsep marketplace, apa tantangannya?
Tantangan yang dihadapi selalu berubah, berevolusi sesuai dengan skala perusahaan. Namun salah satu benang merahnya adalah tentang membangun kepercayaan. Membangun kepercayaan itu butuh konsistensi dan kerja-keras. Saya suka menganalogikan perjuangan membangun Tokopedia dengan analogi pejuang Indonesia yang sering disimbolkan menggunakan bambu runcing dalam merebut kemerdekaan. Bagi saya bambu runcing melambangkan tiga hal: Keberanian, Kegigihan dan Harapan. Di generasi internet, siapa saja punya kesempatan yang sama, selama punya keberanian untuk menantang status quo, memiliki kegigihan untuk menghadapi segala ketidakmungkinan dan harapan untuk bertahan hingga menjadi pemenang.
Dibanding kompetitor, apa kelebihan berbelanja di Tokopedia? Apa benefit yang didapat buyer dan seller?
Tokopedia memiliki visi membangun Indonesia yang lebih baik lewat internet, sedangkan misi kami adalah pemerataan ekonomi secara digital. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, saat ini kami tidak hanya fokus mengembangkan marketplace, namun juga mengembangkan fitur kemudahan dalam kebutuhan sehari-hari, mulai dari isi ulang pulsa, paket data, air, listrik hingga berdonasi pun bisa dilakukan melalui Tokopedia. Kami juga menjadi e-commerce pertama yang memungkinkan pengguna membayar BPJS.
Intinya, Tokopedia secara berkala menciptakan inovasi untuk negeri. Kami fokus mengembangkan platform dengan melahirkan inovasi-inovasi yang pada dasarnya menyesuaikan pada masalah-masalah relevan yang dialami pengguna layanan kami yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Kami ingin memastikan siapa saja bisa mewujudkan mimpi untuk membangun bisnis, dimulai dari Tokopedia; siapa saja bisa menikmati pengalaman berbelanja online yang transparan, efisien dan aman, dimulai dari Tokopedia.
Bagaimana Anda memandang persaingan bisnis e-commerce di Indonesia?
Kompetitor menurut kami adalah rekan seperjuangan dalam membangun industri e-commerce di Indonesia. Persaingan kami sikapi dengan memperbaiki diri. Kami selalu fokus pada hari ini dan besok—tentang bagaimana kami bisa memastikan hari ini bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia dan menjadi solusi dari masalah-masalah yang ada—baik masalah kepercayaan, keamanan transaksi, pembayaran, logistik, hingga pemasaran dalam memulai, serta membangun bisnis secara online, maupun berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setelah itu, kami fokus bagaimana membuat hari esok lebih baik dari hari ini. Jadi, milestone kami selalu adalah tentang bagaimana hari esok lebih baik dari hari ini, sesuai budaya kerja kami: Focus on Consumer, Growth Mindset, Make it Happen & Make it Better.
Bagaimana Anda melihat perilaku masyarakat Indonesia dalam berbelanja online.
Sebagai pelaku marketplace, kami menyaksikan secara dekat selama hampir delapan tahun terakhir bagaimana Tokopedia membantu masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dimana saja, kapan saja dengan mudah tanpa terbentur masalah lokasi, dimulai dari Tokopedia. Masyarakat di kota-kota kecil hingga perdesaan kini bisa lebih merasakan pemerataan ekonomi dan menikmati produk-produk dengan harga yang transparan seperti masyarakat perkotaan besar.
Di sisi lain Tokopedia juga menyaksikan terciptanya jutaan lapangan pekerjaan baru, lewat para individu dan pemilik bisnis yang membuka dan mengembangkan bisnis mereka di Tokopedia. Mereka dapat mengejar impian mereka, membangun bisnis yang langsung menjangkau pelanggan dari Sabang hingga Merauke, dimulai dari Tokopedia. Saat ini per bulannya, sudah lebih dari puluhan juta produk yang terjual, melambangkan puluhan juta kepercayaan dan peluang tercipta setiap bulannya di Tokopedia.
Kami percaya, suatu hari nanti, misi kami untuk mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital akan terwujud. Kami ingin memastikan siapa saja bisa mewujudkan mimpi untuk membangun bisnis, dimulai dari Tokopedia; siapa saja bisa menikmati pengalaman berbelanja online yang transparan, efisien dan aman, dimulai dari Tokopedia.