Jakarta, Selular.ID – Alfamart store memang dikenal menjual barang keperluan sehari-hari. Namun ini berbeda dengan model bisnis Alfacart.com, yang juga menjual produk di luar groceries seperti fashion dan gadget. Padahal, Alfacart.com merupakan transformasi dari Alfaonline, yang notabene kepunyaan toko ritel Alfamart.
Bicara mengenai layanan, Alfacart mengusung layanan Online-to-Offline (O2O) untuk memudahkan pelanggan yang tidak memiliki kartu debit atau pun kartu kredit, melakukan pembayaran langsung di kasir-kasir Alfamart. Begitu pula untuk pengambilan barang-barang belanjaan yang telah dipesannya, pelanggan dapat menggunakan layanan pick-up di toko-toko Alfamart terdekat.
Saat ini pick-up point ada di lebih dari 7.000 outlet Alfamart, dan layanan Online-to-Offline di lebih dari 12.000 outlet Alfamart.
Catherine Hindra Sutjahyo, Chief Executive Officer Alfacart.com mengatakan bahwa sistem pick-up point menuai respon baik dan sudah banyak pelanggan yang mau memanfaatkan layanan ini, terlebih gerai-gerai Alfamart yang mudah ditemui di sekitar.
“Walau Kami baru lima bulan hadir di bisnis e-commerce, namun 60 persen pelanggan ambil barang (pick-up) di Alfamart karena merasa nyaman dekat di sekitar mereka,” ujar wanita berlesung pipit ini.
Perilaku pelanggan yang menyukai ambil barang di gerai Alfamart didominasi oleh pembeli di luar Jakarta. Sebanyak 90,73 persen pelanggan di luar Jakarta melakukan pengambilan barang di toko Alfamart, sementara 84 persen pelanggan di wilayah Jakarta yang memilih sistem pengiriman barang ini.
Catherine mengakui bahwa saat ini layanan Alfacart memang belum terintegrasi dengan semua gerai Alfamart yang ada. Akan tetapi, ritel online yang baru 5 bulan resmi meluncur ini memiliki rencana untuk mengintegrasikan layanannya ke semua gerai Alfamart.
“Kami akan terus menambahkan pick-up point di seluruh gerai Alfamart. Karena pelanggan bisa ambil barang mereka kapan pun tanpa perlu nunggu pengiriman dari jasa kurir yang bisa berhari-hari,” tuturnya.
