Jakarta, Selular.ID – Data IDC kuartal-III 2016, menempatkan Oppo sebagai vendor smartphone terbesar keempat dipasar global, setelah Samsung, Apple, dan Huawei. Sementara khusus pasar Indonesia, berdasarakan data yang sama, Oppo berada di posisi kedua di bawah Samsung.
Merujuk data IDC tersebut, pencapaian vendor asal Tiongkok ini terbilang cukup menjanjikan. Jika boleh nostalgia sedikit, saat pertama kali hadir di industri ponsel sekitar 5 tahun lalu, Gaung Oppo kala itu relatif tidak terdengar sama sekali. Tapi kini situasinya sudah berbeda, Oppo sekaran sudah menjadi salah satu pabrikan smartphone yang terbesar.
Pertanyaannya saat ini, hal apa yang membuat kiprah Oppo begitu moncer?
Terkait dengan performa Oppo saat ini, menurut laporan yang dilansir laman Reuters, salah satu kunci utama pabrikan asal Tiongkok tersebut, yakni dari segi pemasaran. Disebutkan Oppo sangat agresif dalam melakukan pemasaran setiap produk andalannya, baik secara offline maupun online.
Sumber yang sama, juga diinfokan saat ini tidak brand lain yang mampu menyamai taktik bombardir pemasaran Oppo, yang begitu agresif di semua model penjualan.
Jika melihat kondisi di Indonesia, apa yang disebutkan dari laporan Reuters, bisa dikatakan benar adanya. Dari segi pemasaran off line, mayoritas pedagang di berbagai pusat ponsel utama yang pernah disambangi Selular.ID, membenarkan jika Oppo memang sedang naik daun.
Dari segi branding Oppo juga terbilang masif, hampir disetiap sudut pusat belanja ponsel utama, dipenuhi dengan logo Oppo. Situasi serupa juga terjadi di lini penjualan on line.
Kembali kepada laporan Reuters, diungkapkan juga bahwa kunci sukses Oppo lainnya, yakni keberanian pabrikan untuk mengendalikan sendiri segala hal, tidak hanya penjualan, tapi hingga tahapan desain produk hingga distribusi.
“Kami memproduksi sendiri semua ponsel… kami tak berurusan dengan distributor, kami ingin meyakinkan bahwa kami memiliki kendali dari end-to-end atas pengalaman pengguna,” kata Chief Executive Oppo Singapura, Sean Deng, sebagai mana dilansir Reuters
