Jakarta, Selular.ID – Dalam polemik revisi biaya interkoneksi, Indosat Ooredoo dituding mau mencari untung lewat kebijakan yang akan ditetapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Ridwan Effendi, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB menyatakan bahwa Indosat dan XL memang mau mencari untung sebanyak-banyaknya dari polemik biaya interkoneksi ini, tanpa mau memikirkan masyarakat. Kengototan mereka ingin menerapkan tarif interkoneksi baru itu adalah agar mereka dapat untung dua kali.
Dayu Padmara Rengganis selaku juru bicara Indosat Ooredoo, dalam klarifikasi resmi yang diterima redaksi Selular.ID, menyatakan Indosat Ooredoo sepenuhnya menyadari bahwa biaya interkoneksi adalah kewajiban yang berlandaskan pada UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
“Oleh sebab itu bagi Indosat Ooredoo, biaya interkoneksi yang diterima dari operator lain tidak ditargetkan sebagai sumber pendapatan, apalagi untuk memperoleh keuntungan,” demikian tulis Indosat Ooredoo.
Indosat Ooredoo juga mengaku selalu memenuhi target pembangunan jaringan yang tercantum dalam izin penyelenggaran dalam rangka terus memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan.
“Dapat kami sampaikan bahwa pencapaian pembangunan Indosat Ooredoo senantiasa melampaui target yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pernyataan bahwa operator swasta (dalam hal ini Indosat Ooredeoo) enggan memenuhi kewajiban pembangunan tidak berlandaskan fakta,” jelasnya.
Biaya interkoneksi merupakan settlement antar operator yang pada akhirnya dibebankan kepada pelanggan. Kami berkeyakinan bahwa biaya interkoneksi yang rendah akan mengurangi beban industri dan beban masyarakat.
Lebih lanjut dikatakannya penurunan biaya interkoneksi senantiasa terjadi dalam sepuluh tahun terakhir. Terbukti bahwa industri terus berkembang, tarif retail berangsur turun, sehingga masyarakat yang mendapatkan keuntungan.
Indosat Ooredoo juga berkomitmen untuk memberikan layanan yang terjangkau kepada masyarakat. “Hal ini telah kami buktikan dengan memberikan tarif Rp. 1 / detik kepada pelanggan Indosat Ooredoo di luar Jawa untuk menelepon ke semua operator jauh sebelum adanya penurunan biaya interkoneksi sehingga pernyataan bahwa kami hanya mencari keuntungan semata dan tidak akan menurunkan tarif retail sangat tidak berdasar,” pungkasnya.