Jakarta, Selular.ID – International Data Corporation (IDC) mencatat, total penjualan ponsel pintar (smartphone) di seluruh dunia mengalami perlambatan pada Q2 2016 jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Total penjualan ponsel pintar (smartphone) di seluruh dunia menurut IDC mencapai 343,3 juta unit pada kuartal kedua tahun ini. Pertumbuhan ini relatif lamban karena hanya naik 0,3% dari 342,4 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Pengiriman dari para vendor berbagai merek tersebut meningkat 3,1% dibandingkan kuartal I-2016 sebanyak 333,1 juta.
Ryan Reith Program Vice President Worldwide Quarterly Mobile Device Trackers IDC dikutip dari laman IDC mengatakan, pihaknya terus melihat adanya dinamika di pasar smartphone global dan vendor terus berusaha menyesuaikan strategi bisnis dan portofolionya untuk mengambil peluang keuntungan di tengah kompetisi yang semakin sengit. Selain itu, perlambatan pasar Tiongkok juga dikompensasi pertumbuhan yang tinggi di negara lain, seperti India, Indonesia, dan kawasan Timur Tengah.
“Yang cukup menarik, temuan awal kami menunjukkan, pabrikan ponsel low-end Tiongkok, yang terutama membangun bisnis di dalam negeri, justru menggapai kesuksesan menembus pasar non-Tiongkok. Meskipun, mereknya juga sudah mulai sulit berkompetisi dan stagnan di pasar domestik,” ujar Reith,
Sementara itu, dalam daftar lima teratas, vendor asal Korea, Samsung tetap memimpin dan merajai pasar smartphone global berkat produk inovatifnya yang diterima pasar, terutama dari Galaxy S7 dan S7 Edge. Selanjutnya, Apple tetap pada urutan kedua, walaupun mengirimkan iPhone dengan jumlah terendah dalam tujuh kuartal terakhir, dan sedikit tertolong oleh peluncuran iPhone SE.
Untuk ‘melawan’ penurunan penjualan, Apple pun terus berusaha menggenjot penjualan produk yang bisa lebih diterima di pasar negara berkembang. Karena itu, iPhone SE yang dibanderol lebih terjangkau juga akhirnya diluncurkan ke pasar.
“Di luar Samsung yang masih mengandalkan produk Galaxy S7 pada segmen kelas menengah-atas, mayoritas vendor, termasuk Apple, justru mulai menemukan sukses dengan model yang lebih terjangkau dibandingkan dengan handset flagship,” tutur Anthony Scarsella, research manager Mobile Phones IDC.
Menurut dia, langkah itu cukup berhasil. Karena, ketika harga smartphone terus menurun dan persaingan meningkat, vendor harus bertindak dengan terus mendorong produk tipe perangkat flagship ke titik harga yang lebih terjangkau.
Hal itu juga telah dilakukan oleh vendor dan pemilik merek asal Tiongkok, antara lain oleh Huawei, OPPO, Vivo, dan Xiaomi. Keberhasilan strategi tersebut diiringi dengan jargon yang kuat bahwa produk yang murah tak kalah dari yang kelas premium, karena fitur, kualitas suara, dan desain yang menarik.