Jakarta, Selular.ID – Alodokter merupakan salah satu startup lokal yang bergerak di bidang kesehatan. Alodokter menyediakan ribuan artikel mengenai kesehatan, kesejahteraan dan keluarga. Mulai Didirikan pada Juli 2014, Alodokter mengklaim setiap bulannya ada sekitar 8 juta pengguna yang mengakses situs informasi kesehatan ini. Dalam prakteknya, Alodokter bisa menjawab lebih dari 100.000 pertanyaan pasien yang dijawab oleh lebih dari 100 dokter.
Pencapaian tersebut terbilang mumpuni untuk sebuah startup yang bergerak di bidang kesehatan. Dengan pencapaian itu, Alodokter berencana untuk terus melakukan terobosan baru. Demi memuluskan rencana tersebut, Alodokter mengumumkan telah mendapat pendanaan Seri A senilai $ 2,5 juta (sekitar Rp 32 miliar)
Dalam keterangan resmi yang diterima Selular.ID, dana segar tersebut akan digunakan untuk menumbuhkan platform Alodokter. Mulai dari merekrut talenta, meningkatkan layanan, hingga ekspansi secara regional. Rencananya Alodokter Ex VP Lazada Indonesia Daniel Stan adalah orang yang dipercaya untuk memimpin langkah ekspansi internasional Alodokter di Asia Tenggara tahun ini.
Nathanael Faibis, CEO dan pendiri Alodokter.com, menuturkan, pihaknya melihat tren yang tinggi di antara pasien-pasien di Asia Tenggara akan informasi kesehatan digital. Mereka selalu mencari informasi kesehatan secara online sebelum dan setelah pergi ke dokter serta untuk tujuan pencegahan
“Kami percaya bahwa dengan menyediakan informasi kesehatan yang terpercaya dan mudah dipahami, dapat membantu keluarga dalam mengambil keputusan yang lebih baik untuk kesehatan mereka,” kata Nathanael dalam keterangan resminya.
Lebih lanjut Nathanael, mengungkapkan, Alodokter telah tumbuh pesat selama setahun terakhir dimana basis penggunanya telah meningkat 700 persen sejak pendanaan tahap awal dari 1 juta hingga 8 juta pengguna bulanan.
“Saya benar-benar terkesan dengan dampak Alodokter di Indonesia dalam membantu ratusan ribu pasien setiap harinya. Kami menyadari, mencari informasi kesehatan terpercaya secara online bagi pasien yang tidak berbahasa inggris merupakan sebuah tantangan dan kami ingin menyelesaikan masalah tersebut,” terangnya
“Ini juga yang meyakinkan kami untuk melakukan ekspansi ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Nantinya juga akan didukung dengan mereplikasi model dan memberikan informasi kesehatan dalam bahasa lokal,” tutup Nathaael.