Jumat, 1 Agustus 2025

Singtel Lebih Banyak Keruk Keuntungan dibandingkan Pemerintah Indonesia?

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

image

Jakarta, Selular.ID –  Dalam polemik Rp 1 yang kemudian menyulut persoalan lebih besar, Direktur Utama Indosat Ooredoo Alexander Rusli rupanya tak ingin hanya Telkomsel yang menjadi sasaran tembak. Setelah mengungkapkan bahwa Telkom memproteksi habis-habisan anak usahanya itu sehingga bisa memonopoli pasar di luar Jawa, ia juga menilai bahwa keuntungan yang dinikmati negara sesungguhnya sangat timpang. Dimana Singapura jauh lebih menikmati setiap keuntungan yang diraih Telkomsel.

“Saya hanya ingin mengingatkan bahwa sebetulnya keuntungan Telkomsel lebih besar dinikmati Singtel dari pada ke pemerintah RI. Singtel punya 35%, pemerintah RI dapat 52% dari 65%. Jadi sebenarnya cuma 33%”, ujar Alex.

Seperti diketahui, komposisi saham Telkomsel dibagi dua pihak, masing-masing PT Telkom 65% dan Singtel (Singapore Telecom) 35%. Komposisi saham itu adalah hasil keputusan pemerintah pada 2002, yang melarang kepemilikan silang. Hal itu mewajibkan Temasek yang merupakan holding usaha Singtel dan STT, untuk memilih apakah ingin mempertahankan kepemilikan di Telkomsel atau Indosat. Pada akhirnya, Temasek memutuskan Singtel tetap bertahan di Telkomsel dan melepaskan STT di Indosat.

Keuntungan SingTel dalam berinvestasi di Telkomsel memang cukup menggiurkan. Pada 2002 dulu saat SingTel masuk ke Telkomsel hanya dengan harga 1 miliar  dollar AS  atau sekitar Rp 10 triliun.

Pada 2013, kapitalisasi pasar Telkomsel sudah 24 miliar  dollar AS . Artinya, dengan SingTel memiliki sekitar sepertiga saham Telkomsel, maka kapitalisasi saham mereka sudah mencapai Rp 8 triliun atau sudah 8 kali lipat saat investasi pertama kalinya dulu. Di tahun yang sama, Telkom membagikan deviden sekitar Rp 12 triliun ke Telkomsel. Artinya lagi, SingTel bisa memboyong sekitar Rp 4 triliun dari dividen Telkomsel.

Tak pelak bagi Singtel dan Telkom, Telkomsel adalah ayam bertelur emas. Kontribusinya terhadap induk perusahaan sangat besar. Di Telkom saja, mayoritas pendapatan Telkom disokong oleh Telkomsel.

Sepanjang 2014 lalu, Telkomsel mampu membukukan laba bersih Rp 19,4 triliun, meningkat 11,9% dibandingkan laba bersih 2013 yang mencapai Rp 17,34 triliun. Dari porsi saham yang ada, berarti laba yang dinikmati Telkom sebagai pemegang saham mayoritas (65%) mencapai Rp 13 triliun. Sisanya, yakni 6 triliun diboyong Singtel.

Bandingkan dengan laba bersih yang dicetak oleh Telkom pada 2014, sebesar Rp 14,6 triliun. Itu artinya 90% laba bersih Telkom, merupakan sumbangan dari si anak emas, Telkomsel. Bayangkan jika tidak ada Telkomsel, laba bersih Telkom hanya sekitar Rp 1,6 triliun saja.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU