Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Indosat Ooredoo Juga Tuding Telkom Hambat Bisnisnya di Daerah

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

indosat 4gplusJakarta, Selular.ID – Polemik Rp 1 ke semua operator hasil racikan Indosat Ooredoo telah membuat Telkomsel kebakaran jenggot. Operator selular terbesar itu bahkan harus menangkis tudingan yang kini semakin berkembang karena dinilai telah melakukan praktek monopoli dan penetapan tarif mahal kepada konsumen.

Tak ingin hanya Telkomsel yang jadi sasaran tembak, Indosat Ooredoo kini mulai membidik PT Telkom, sebagai induk usaha. Dalam diskusi media terbatas di Graha Niaga, Jakarta (21/6), Direktur Utama Indosat Ooredoo Alexander Rusli, secara terbuka mengungkapkan kekesalannya terhadap BUMN telekomunikasi itu.

Pasalnya, upaya pihaknya untuk melakukan kerjasama bisnis demi menekan biaya jaringan tak digubris Telkom. Contoh terbaru adalah, negoisasi untuk menyewa fasilitas fiber optic untuk back bone untuk wilayah Maluku tidak disetujui oleh Telkom. Padahal penyewaan fiber optic itu sangat penting demi mendukung kinerja 120 BTS 4G yang dioperasikan Indosat Ooredoo di bumi rempah-rempah itu.

“Belakangan kita tahu kapasitas yang mereka punya dipakai untuk Telkomsel yang sudah punya ratusan BTS di sana. Ini jelas-jelas diskriminasi dan tidak mendukung upaya efisiensi yang didorong Kemenkominfo. Lucunya, untuk Lintasarta (anak usaha Indosat), proses sewanya tidak masalah. Tapi kenapa untuk yang selular mentok?”, cetus Alex.

Diakuinya dalam penyewaan kapasitas serat optik pendekatannya adalah business to business (B2B), tetapi dengan fakta tersebut, Indosat Ooredoo merasakan tidak adanya equal treatment saat melakukan negosiasi dengan Telkom.

Alex menegaskan proteksi habis-habisan oleh Telkom, telah membuat Telkomsel semakin membesar dan cenderung monopoli di luar Pulau Jawa . Pangsa pasar yang mereka kuasai kini bahkan sudah mencapai 84%. Hal itu tak lepas dari dukungan Telkom yang punya fasilitas backbone, backhaul, serta teritori penjualan. Hal ini jelas memudahkan Telkomsel yang bisa fokus untuk bangun akses saja, imbuh Alex.

Menurut Alex, kondisi ini menjadi salah satu PR yang harus diselesaikan oleh regulator. Perubahan regulasi terutama menyangkut network sharing dan interkoneksi sudah sangat mendesak. Sebab hal itu bisa menjadi pembuka jalan bagi terciptanya iklim kompetisi yang lebih sehat.

“Kondisi yang dirasakan para operator challenger, seperti  Indosat Ooredoo sudah pada titik kulminan. Saat ini Telkomsel sudah terlalu besar dan tidak memberi kesempatan kepada operator lain untuk berkembang.  Jika tidak ada perubahan regulasi, saya khawatir industrinya akan mundur seperti jaman telepon tetap karena persaingan sudah tidak kondusif”, pungkas Alex.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU