Kamis, 31 Juli 2025

Cybersecurity Hambat Bank Ritel Adopsi Teknologi

BACA JUGA

bank ritel laptop

Jakarta, Selular.ID – Disrupsi digital memaksa semua sektor industri untuk bertransformasi, tak terkecuali industri layanan keuangan. Tidak dapat dipungkiri, digitalisasi telah menciptakan peluang pendapatan baru.

Bank Ritel, sebagai segmen terbesar dalam industri layanan keuangan, diprediksi menghasilkan peluang pendapatan USD450 Miliar dengan digitalisasi, berdasarkan laporan terbaru dari Cisco tentang Roadmap Digital Value di Industri Bank Ritel.

Sebelumnya, di tahun 2015 sektor layanan keuangan secara keseluruhan hanya mampu mencapai 29 persen dari peluang pendapatan tersebut. Selain lambatnya pertumbuhan dan inovasi, lemahnya cybersecurity juga menjadi kendala besar.

Persoalan terkait cybersecurity telah menghambat bank ritel dalam mengadopsi teknologi dan model bisnis digital. Hal ini menyebabkan mereka kehilangan lebih dari 70 persen peluang pendapatan.

“Kemampuan teknologi digital dalam menciptakan dan mendorong peluang pendapatan, digabung dengan kemampuan untuk menurunkan biaya operasional melalui proses bisnis yang terdigitalisasi, akan menciptakan peluang yang menggiurkan,” kata Jason Bettinger, Director of Financial Services Cisco’s Business Transformation Group.

Namun, menurut Jason, masih banyak bank yang bergerak lambat, atau bahkan tidak sama sekali. Dengan menunda digitalisasi pada bisnis mereka atau menunda inisiatif teknologi baru, bank tidak hanya berisiko kehilangan peluang Value at Stake, tetapi juga berisiko tersingkir dari bisnis perbankan.

Analisis ekonomi Cisco memperkirakan jika bank ritel tidak melakukan digitalisasi, bank ritel telah kehilangan 144 miliar dolar secara global dalam kurun waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2015.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU