Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Ericsson Lebarkan Bisnis ke Infrastruktur Cloud (Wawancara Eksklusif : Qawa Darabi , Head of Ericsson Cloud Business South East Asia & Oceania)

BACA JUGA

Qawa Darabi , Head of Ericsson Cloud Business, South East Asia and Oceania
Qawa Darabi , Head of Ericsson Cloud Business, South East Asia and Oceania

Jakarta, Selular.ID – Kedigdayaan Ericsson di industri infrastruktur jaringan tidak perlu diragukan lagi. Cakupan bisnisnya pun sudah menggurita ke berbagai negara. Mengikuti perkembangan industri mobile yang terus bertransformasi, vendor teknologi asal Swedia ini pun juga melebarkan bisnisnya. Tidak hanya fokus sebagai penyedia solusi teknologi jaringan, tapi juga sebagai penyedia solusi layanan. Salah satunya layanan infrastruktur Cloud.

 

Untuk membahas lebih jauh mengenai kiprah Ericson di layanan cloud, Selular mewawancarai secara eksklusif  Qawa Darabi, Head of Ericsson Cloud Business South East Asia and Oceania. Dan berikut ini petikan wawacaranya :

 

Apa yang melatarbelakangi sehingga Ericsson melakukan investasi untuk mengembangkan layanan cloud?

Ericsson melihat ada potensi yang besar jika melihat ekosistem jaringan. Ketika semuanya terkoneksi. Terlebih sekarang eranya Internet of Things (IoT). Semua koneksi yang terjadi akan menghasilkan data. Data-data itu perlu diproses, perlu disimpan, bisa digunakan dan juga terpercaya. Untuk itu kami melihat sebagai enabler untuk ekosistem jaringan. Dan ini menjadi salah satu pilar dari strategi kami.

 

Apakah bisa dikatakan ini bisnis baru bagi Ericsson ?

Benar. Dan itu juga menjadi salah satu alasannya, di mana Ericsson telah mengeluarkan investasi yang banyak dan melakukan kerjasama serta akuisisi di industri cloud.

 

Jadi kini tidak hanya sebagai penyedia solusi teknologi jaringan, tapi juga layanan cloud ?

Benar sekali. Ericsson sudah lama terjun di industri jaringan mobile, dengan teknologi jaringannya yang sudah sangat terpercaya dan terbukti aman. Saat ini 40 persen dari trafik di dunia melewati jaringan Ericsson. Jadi apa yang kami lakukan, yaitu membawa kemampuan itu ke industri Cloud dan memanfaatkannya untuk layanan big data, IoT dan ekosistem jaringan.

 

Apa yang berbeda dari layanan cloud yang disediakan Ericsson, dibandingkan dengan penyedia lainnya ?

Ericsson sudah ada di bisnis teknologi sekitar 140 tahun. Kami sudah terbukti memiliki kemampuan dan kapasitas yang baik. Ericsson sudah hadir di 180 negara. Dan yang juga membuat kami berbeda, yaitu kami membawa teknologi yang unik ke pasar, yang merubah cara bagaiamna teknologi IT dan Cloud dibangun dan digunakan. Dan itu dibuktikan dengan banyaknya operator di seluruh dunia yang menjalin kerjasama dengan Ericsson. Dengan tujuan membawa bisnis mereka semakin maju. Salah satunya dengan layanan cloud dari Ericsson.

 

 

Ericsson sudah menjalin beberapa kerjasama dengan operator dan lainnya untuk layanan Cloud. Seperti dengan Telefonica Unica dan juga XL Axiata. Menurut Anda mengapa mereka tertarik bekerjsama dengan Ericsson ?

Kami melakukan kombinasi antara teknologi unik, keberadaan Ericsson yang sudah mengglobal mencakup 180 negara, dengan kapabilitas kami, dan juga dengan membantu operator dalam melakukan transformasi bisnisnya. Kami juga membawa berbagai aplikasi yang berjalan di jaringan dan untuk memperkuat infrastruktur yang ada. Dan itu, yang sudah kami umumkan kerjasamanya, seperti dengan Telefonica dan XL Axiata. Itu juga salah satu teknologi unik yang Ericsson bawa.

 

Ericsson terpilih sebagai mitra hyperscale cloud dan NFV oleh XL Axiata, bisa dijelaskan apa itu ?

Ericsson menyebarkan solusi cloud  terpadu termasuk Ericsson Hyperscale Datacenter System 8000 yang dibangun berdasarkan Intel (R) Rack Scale Architecture, dan Virtual Network Functions (VNFs) sebagai bagian dari evolusi cloud XL Axiata dan realisasi dari Network Functions Virtualization (NFV).

 

Sebagai bagian dari tahap pertama transformasi, Ericsson Service Aware Policy Controller (SAPC) dan Traffic Monitoring and Analysis (TMA) VNFs juga akan dikerahkan. Sistem Manajemen Elemen umum dari VNFs akan diaktifkan oleh Ericsson Network Manager yang mendukung manajemen elemen network virtual dan perangkat network non-virtual, memberikan perspektif manajemen yang sama terhadap layanan dan perangkat pendukung jaringan dari berbagai teknologi jaringan baik itu teknologi jaringan akses, jaringan core, virtual dan non-virtual untuk teknologi 2G,3G, 4G, dan teknologi 5G yang akan datang dan menyediakan manajemen siklus (life-cycle management) untuk VNF. Ini merupakan langkah kunci bagi tranformasi cloud XL Axiata, karena kedua IT dan aplikasi jaringan akan ditempatkan di data centre yang sama.

 

Solusi ini menawarkan arsitektur NFV terbuka dan memenuhi kebutuhan XL Axiata untuk lingkungan virtualisasi multivendor yang terstandarisasi yang akan memungkinkan operator untuk membawa layanan baru ke pasar dengan lebih cepat. Dengan mengadopsi Ericsson Hyperscale Datacenter System 8000 dengan software carrier-grade juga akan memungkinkan XL Axiata untuk mengoptimalkan NFV dan infrastruktur IT melalui arsitektur perangkat terpilah (disaggregated hardware) dan infrastruktur yang terkendali lewat software (software-defined infrastructure) mendukung pemanfaatan perangkat network dan perangkat IT yang lebih fleksibel dan responsif.

 

Ericsson juga menjalin kerjasama dengan Amazon, seperti apa kerjasamanya ?

Ericsson dan Amazon mengumumkan kerjasama di Mobile World Congress 2016 lalu. Ini adalah kerjasama dari dua perusahaan raksasa dunia. Amazon merupakan salah satu perusahaan penyedia cloud terbesar di dunia saat ini, dan Ericsson perusahaan yang sudah sangat berpengalaman di industri teknologi mobile. jadi yang kami lakukan menggabungkan kemampuan Cloud dan Mobile bersama, dan menyediakannya kepada mobile service provider dan operator untuk melakukan transformasi tanpa kompromi terhadap keamanan dan juga pada saat yang bersamaan mendapatkan kontrol terhadap governance dan policy terhadap data.

 

Ericsson juga mengembangkan layanan Hybrid Cloud, bisa dijelaskan ?

hybrid cloud merupakan salah satu bagian yang penting dalam transformasi yang dilakukan setiap perusahaan saat ini. Di mana perusahaan it uterus berkembang, termasuk dalam masalah penyimpanan dan penggunaan data yang aman dan terpercaya. Dan yang kami lakukan pada hybrid cloud, yaitu mempersilahkan pelanggan untuk tidak hanya percaya pada satu infrastruktur saja. Ini memungkinkan pelanggan untuk membawa datanya melewati infrasturtur jaringan yang berbeda. Itu bisa di lingkungan operator atau perusahaan lain. Jadi memberikan flesibilitas kecepatan yang pelanggan butuhkan.

 

Profile pelanggan yang bagaimana yang menjadi target Ericsson ?

Untuk portfolio Cloud Ericsson, kami salah satunya kami menyasar penyedia layanan. Tapi kami juga menyasar target spesifik lain di industri.

 

Keamanan masih menjadi hambatan bagi layanan cloud, solusi apa yang Ericsson sediakan untuk itu ?

Keamanan memang masih menjadi tantangan besar bagi perusahaan untuk mengadopsi layanan cloud. Dari data statisitik yang ada, sekitar 74 persen perusahaan yang belum percaya keamanan data dan adopsi layanan cloud. Apa yang kami lakukan sesuai dengan strategi Ericsson, yaitu melakukan kerjasama dengan partner dan sistem keamanan Ericsson yang unik untuk menjaga integritas data. Jadi misalkan ada yang berupaya merubah data, maka akan bisa secepatnya terdeteksi.

 

Hal lain yang juga sedang kami lakukan yaitu masalah Secure Store. Di mana data akan disimpan pada lokasi dan dengan cara yang paling aman. Jadi misalkan ada data yang tercuri, maka data tersebut tetap tidak bisa digunakan oleh si pencuri atau orang lain. Kami juga menerapakan sistem keamanan berlapis pada setiap layer, bukan hanya pada saat data disimpan, tapi juga saat data ditransfer.

 

 

Bagaimana menurut Anda tentang pasar layanan cloud di Indonesia ?

Indonesia salah satu pasar dengan populasi terbesar. Dengan pertumbuhan data yang signifikan. Dan sekali lagi data-data itu perlu disimpan, digunakan dan dipercaya. Ditambah dengan layanan IoT yang sedang berkemabang di Indonesia, dimana berbagai perangkat yang terkoneksi akan menghasilkan data. Hal itu akan mendorong adopsi layanan cloud. Dan ini juga menjadi potensi yang besar bagi operator, penyedia layanan dan kalangan enterprise.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU