Jakarta, Selular. ID – Geliat Lenovo terlihat semakin terlihat agresif belakangan ini. Vendor asal negeri Tiongkok ini bertekad untuk bisa menjadi penguasar pasar. Berbagai strategi pun dijalankan untuk bisa mencapai target tersebut.
Pada awal tahun 2014, Lenovo mencapai kesepakatan dengan Google untuk mengakuisi unit bisnis Motorola Mobilty smartphone yang sebelumnya dimiliki Google. Tidak tanggung-tanggung nilai dari akuisisi ini konon mencapai angka US$ 2.91 miliar
Langkah sudah bisa diprediksik bertujuan untuk memperkuat unit bisnis smartphone Lenovo. Terutama untuk pasar-pasar yang sedang dalam incaran mereka, seperti di kawasan America utara, Amerika Latin, Eropa serta beberapa negara berkembang.
Motorla sendiri dibeli Google sekitar empat tahun lalu, senilai US$ 12,5 miliar. Kala itu banyak yang memprediksikan Google akan mulai memasuki bisnis perangkat smartphone, setelah sukses dengan bisnis sistem operasi Android-nya. Namun ternyata, Google mengalami masa sulit untuk kembali mengangkat kejayaan smartphone Motorola. Bahkan hingga harus memecar ribuan karyawan Motorola Mobility. Dan akhirnya pada tahun 2014 Google menjual Motorola ke Lenovo
Google akan tetap menguasai mayoritas portfolio paten milik Motorola Mobility. Sedangkan Lenovo sendiri akan mendapatka lisensi dari portfolio patent tersebut dan intellectual property lainnya. Selain itu Lenovo juga akan menerima lebih dari 2 ribu asset peten, termasuk brand Motorola dan portfolio Trademark.
“Akuisisi Motorola yang merupakan brand yang sangat ikonik dan portfolio produk yang inovatif, akan membuat Lenovo menjadi kompetitior yang kuat di pasar smartphone global” ujar Yang Yuanqing, chairman and CEO of Lenovo. Lebih lanjut Yang Yuanqing mengatakan proses integrasi antara Lenovo smartphone dan Motorola dipercaya akan bisa berjalan mulus, seperti yang pernah dilakukan Lenovo kala membeli divisi PC IBM pada tahun 2005. “Strategi akuisi yang dilakukan Lenovo tidak hanya untuk menjaga momentum di pasar saat ini, tapi juga sebagai pondasi yang kuat untuk rencana ke depannya.” tambah Yang Yuanqing.
Dan akhirnya proses peleburan Motorola ke dalam Lenovo sudah terlihat. Di awal tahun ini Lenovo memutuskan strategi untuk tidak lagi mengusung nama ‘Motorola’, diganti dengan ‘Moto’. Namun Lenovo masih akan mempertahkan logo ‘M’ yang sudah begitu ikonik. “Nama Motorola sebenarnya masih akan digunakan di kalangan internal Lenovo dari sisi perspektif perusahaan” ujar COO Rick Osterloh. Unit bisnis Motorola Mobility sendiri nantinya akan mengurusi untuk semua lini mobile product Lenovo.
Nama ‘Moto’ nantinya akan dijadikan salah satu strategi branding. Lenovo akan mengutilisasi strategi ‘dual brand’ untuk produk smartphone dan wearable devices dengan menggunakan brand Moto dan Vibe.
Pangsa Pasar Lenovo
Di pasar smartphone global, kinerja bisnis unit bisnis smartphone Lenovo bisa dikatakan naik turun. Misalnya pada kuartal 1 (Q1) 2014, menurut International Data Corporation (IDC), pemasaran smartphone global pada Q1 2014 mencapai 281,5 juta unit. Masa itu, Lenovo menguasai pasar sebesar 4.6% dan menempati posisi keempat vendor smartphone global. Terpaut tipis dengan Huawei yang berada di posisi ketiga dengan 4,9%. Di kuartal kedua (Q2) 2014, menurut data dari IDC, pemasaran smartphone secara global mencapai 295,3 juta unit. Lenovo masih di posisi keempat dengan meraup 5,4% pangsa pasar smartphone global. Di atasnya masih ada Huawei dengan 6,9%.
Di kuartal ketiga (Q3) 2014, ada sekitar 327.6 juta unit smartphone yang dipasarkan secara global. Lenovo masih bertahan di posisi keempat dengan penguasaan 5,2% pangsa pasar. Terpuat tipis dengan Xiaomi di posisi ketiga yang meraup 5.3%. Baru pada kuartal keempat (Q4) 2014 , Lenovo berhasil naik le posisi ketiga dengan raihan 6,59% pangsa pasar smartphone. Di Q4 2014 jumlah smartphone yang dipasarkan mencapai 375.2 juta unit. Melonjaknya pangsa pasar Lenovo tidak lepas dari hasil akuisisi Motorola.
Memasuki tahun 2015, Lenovo + Motorola berhasil mempertahankan posisi ketiga pangsa pasar smartphone global, dengan penguasaan 5,6%. Kala itu ada sebesar 336.5 juta unit smartphone yang dipasarkan. Sayangnya, pada Q2 2014, posisi Lenovo + Motorola malah melorot ke posisi kelima, dengan raihan 4,8% pangsa pasar dari 337.2 juta unit smartphone yang dipasarkan secara global. Disalip oleh Huawei dan Xiaomi. Namun di Q3 2015, Lenovo berhasil memperbaiki kinerjanya dengan meraih pangsa pasar sebesar 5,2%. Di Q3 2015 jumlah smartphone yang dipasarkan sebesar 355,2 juta unit smartphone.
Lenovo di Indonesia
Di pasar smartphone di Indonesia, Lenovo juga terlihat sangat agresif. Selain rajin mengeluarkan berbagai seri smartphone baru, Lenovo juga membidik semua segmen pasar smartphone. Hasilnya, Lenovo berani mengklaim mereka terus mengalami pertumbuhan pangsa pasar di Indonesia.
Ardie R. Suhadi, selaku Country Lead Mobile Bussiness Group Lenovo di Indonesia, mengatakan Lenovo Indonesia berhasil mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 12 persen quartal per quartal (Q2 ke Q3) pada 2015. Bahkan, Lenovo berani mengklaim bahwa dari lima besar vendor smartphone di Indonesia, hanya Lenovo saja yang berhasil mencetak pertumbuhan. “Kita di top five, satu-satunya yang tumbuh, yang lainnya minus. Itu menurut data dari” tandas Adrie.
Lebih lanjut Adrie menjelaskan, peningkatan market share itu, salah satunya berkat line up produk 4G yang lengkap di berbagai segmen. “Banyaknya varian produk 4G, menjadikan Lenovo produsen smartphone 4G terbesar di Indonesia hingga saat ini”, ujar Adrie.
Di tahun 2016 ini Lenovo menargetkan bisa meningkatkan market share yang sudah dicapai tahun lalu. Demi mencapai target itu, vendor ponsel asal Tiongkok ini berusaha akan semakin agresif pada tahun ini. Keyakinan ini didasarkan pada pencapaian yang cukup bagus sepanjang tahun 2015 lalu. Ditengah kerasnya kompetisi dengan produsen handset lainnya dan melemahnya daya beli masyarakat karena kenaikan kenaikan harga-harga, Lenovo justru mampu meraih hasil yang positif. “Kami optimis pencapaian Lenovo pada 2016 akan semakin meningkat. Untuk mengejar pertumbuhan market share, Lenovo Indonesia akan mengeluarkan sedikitnya lima smartphone baru pada setiap kuartal”, pungkas Miranda Vania Waroka, MBG marketing Lenovo Indonesia.
Salah satu strategi yang akan dijalankan Lenovo yaitu akan lebih banyak meluncurkan smartphone 4G untuk berbagai segmen, dengan kualitas produk yang dapat diandalkan. Lenovo juga akan memaksimalkan kerjasama dengan pabrikan lokal, dalam hal ini PT TDK, guna merakit smartphone di Indonesia. Saat ini dua smartphone Lenovo yakni A6010 dan A2010 sudah diproduksi di pabrik perakitan milik PT TDK yang berlokasi di Serang, Banten. Targetnya dalam satu bulan, 75 ribu hingga 150 ribu unit dua smartphone 4G kelas entry level dapat diproduksi.
Strategi lain yang akan dilakukan Lenovo yaitu dengan mengeluarkan produk berkelas namun dengan harga terjangkau. Setelah Vibe S1, smartphone untuk berselfie ria, masyarakat dapat segera menikmati Vibe P1, smartphone yang ditunggu kalangan profesional. Miranda menambahkan, persepsi yang bagus terhadap kualitas smartphone buatan Lenovo juga akan ditingkatkan. Karena terbukti turut mendorong peningkatan penjualan, baik produk yang dijajakan secara online maupun di gerai-gerai tradisional.
Strategi pemasaran juga menjadi fokus perhatian Lenovo. Dalam memasarkan semua seri smartphone-nya, selain di channel tradisional, Lenovo juga menggandeng channel modern. Dari dua channel pemasaran, Lenovo mengakui bahwa pendapatan perusahaan itu masih lebih banyak disumbang dari channel tradisional. Pendapatan Lenovo melalui channel tradisional dan online berkisar 85% berbanding 15%. “Dari data market, kita masih lebih besar dari channel tradisional, perbandingannya sekitar 85% (untuk tradisional dan 15% (untuk channel modern),” ungkap Ardie R. Suhadi
Tidak hanya itu, untuk lebih memasarkan produknya, Lenovo menghadirkan Flagship Store pertama di Indonesia. Flagship Store ini menyediakan semua produk Lenovo mulai dari desktop, smartphone, tablet, netbook, laptop server dan storage. “Di sini konsumen bisa mencari semua produk Lenovo dengan pilihan harga yang sesuai dengan budget dan ini merupakan bentuk upaya Lenovo untuk dekat dengan konsumen melalui produk yang kami hadirkan” ujar Rajesh Thadani, Country General Manager, Lenovo Indonesia. Lebih lanjut Rajesh menambahkan Flagship Store ini diharapkan bisa memudahkan konsumen untuk mencari produk yang ingin dibeli, dan memberikan kenyamanan saat mereka mencoba produk.
Lenovo mentargetkan hingga Maret 2016, akan membuat 3 Flagship Store di kota-kota lain seperti di Bandung, Surabaya dan Makasar. Karena selain Jakarta kota-kota tersebut penjualannya cukup baik sehingga Lenovo akan menghadirkan Flagship Store di kota-kota tersebut. “Pastinya kami akan merambah ke kota-kota lain, tapi kami belum bisa memastikan kota mana saja untuk target selanjutnya, kami fokus 3 kota dulu hingga Maret 2016,” pungkas Adrian Lesmono Consumer Lead Lenovo Indonesia.
Satu lagi yang menjadi fokus strategi Lenovo, yaitu meningkatkan layanan purna jualnya. Dengan terus menambah jumlah Authorized Service Center. Hingga saat ini Lenovo sudah mendirikan Authorized Service Center di kota Bandung, Yogjakarta, Jakarta dan Surabaya. Selama ini, Lenovo bekerjasama dengan Authorized Service Provider (ASP) yang ada di 96 lokasi service di 30 kota di Indonesia dalam menangani layanan purna jual produk-produk Lenovo.