Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Lainnya Cetak Untung, Trikomsel Malah Buntung

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

TrikomselJakarta, Selular.ID – Kerasnya kompetisi di industri selular tak hanya terjadi pada operator dan vendor handset, namun juga distributor. Tahun ini rupanya tekanan bagi para distributor bertambah saat kondisi ekonomi kurang kondusif. Kenaikan BBM, harga-harga makanan dan utilitas, kemudian disusul dengan fluktuasi rupiah, membuat daya beli masyarakat melemah, sehingga berdampak pada penjualan ponsel.

Menelisik laporan keuangan tiga pemain yang sudah listing di BEI (Bursa Efek Indonesia), yakni Era Jaya, T-Phone Mobile dan Trikomsel, terlihat bahwa kondisi keuangan para emiten berfluktuasi. Beruntung dua emiten, Era Jaya dan T-Phone Mobile, masih membukukan kinerja positif. Sebaliknya, untuk pertama kalinya sejak melantai di bursa pada 2009, Trikomsel menderita kerugian. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2015 yang sudah dipublikasikan, mari kita kulik performa masing-masing emiten satu persatu.

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk

Emiten penjualan Pulsa dan HP, serta jasa Service, Tiphone Mobile membukukan laba bersih sebesar Rp 289,41 milia. Laba bersih tersebut meningkat 20,33% YoY (Year On Year) dibandingkan Rp 240,72 miliar pada periode yang sama 2014.

Pertumbuhan kinerja emiten berkode TELE pada Q3 tersebut didukung oleh Pendapatan Perseroan yang melonjak 45,28% menjadi Rp14,79 triliun dari Rp10,18 pada periode yang sama tahun 2014. Pendapatan Perseroan pada Q3 2015 dan Q3 2014 terdiri dari : voucher dan Kartu Perdana – Rp9,12 triliun dan Rp6,32 triliun. Telepon Selular – Rp5,29 triliun dan Rp3,61 triliun. Komisi – Rp370,91 miliar dan Rp251,57 miliar. Jasa Perbaikan – Rp1,31 miliar dan Rp 0,70 miliar.

Di sisi lain, beban Pokok Perseroan meningkat dari Rp9,60 triliun menjadi Rp13,990 triliun, dan Beban usaha meningkat dari Rp208,31 miliar menjadi Rp327,97 miliar, serta Beban keuangan Perseroan mengalami lonjakan dari Rp73,03 menjadi Rp202,38 miliar.

PT Erajaya Swasembada Tbk

Hingga kuartal III-2015, Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) membukukan keuntungan Rp 169,381 miliar atau turun 7,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 182,654 miliar. Emiten berkode ERAA ini hanya mencatat pendapatan sebesar Rp 13,950 triliun. Naik 34,8% dibandingkan periode sama tahun lalu dengan perolehan Rp 10,344 triliun.

Sayangnya, Erjaya menanggung beban yang lumayan besar sehingga laba usaha pada periode ini, melorot menjadi Rp 352,79 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 378,209 miliar.

Tercatat pasokan pendapatan dari Erajaya berasal dari  telepn selular dan tablet sebesar Rp 11,773 triliun, voucher elektronik (Rp 1,198 triliun), komputer (Rp 411,789 miliar), kartu perdana (Rp 157,048 miliar), aksesoris Rp 274,236 miliar, dan lainnya.

PT Trikomsel Oke Tbk

Emiten berkode TRIO ini mengalami kerugian sebesar Rp 330,540 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2015. Berbanding terbalik dengan periode sama tahun lalu yang masih mencicipi laba Rp 205,503 miliar.

Tercatat pemilik merek dagang Global Teleshop dan Okeshop ini, hanya memiliki pendapatan Rp 5,687 triliun. Melorot 29% dibandingkan periode sama tahun lalu dimana masih mendapatkan pendapatan Rp 8,098 triliun. Sekaligus terendah dibandingkan dua kompetitornya itu.

Laba usaha dari Trikomsel juga hanya Rp 71,527  miliar, berbanding terbalik dengan periode sama tahun lalu yang menjulang di Rp 687,968 miiliar. Pendapatan Trikomsel berasal dari penjualan telepon seluler Rp 565,932 miliar, penjualan voucher isi ulang Rp 84,229 miliar, dan lainnya.

Rontoknya kinerja Trikomsel rupanya membawa dampak ikutan. Yakni, kegagalan membayar bunga pinjaman Senior Note tahun 2016 senilai S$ 115 juta yang jatuh tempo pada 10 November 2015.  Trikomsel juga diprediksi tidak mampu membayar bunga Senior Note tahun 2017 senilai S$100 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2015.

Alhasil, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat Trikomsel menjadi idSD dari idCCC dan mempertahankan peringkat idCCC untuk Obligasi Wajib Konversi (OWK) I Tahun 2012 milik emiten tersebut.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU