Jakarta, Selular.ID – Salah satu produsen software keamanan digital, Trend Micro, mengungkap tren kejahatan di dunia maya dua tahun terakhir.Myla Pilao, Director TrendLabs Reasearch, Trend Micro, memaparkan bahwa kejahatan siber mengalami perubahan tren dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Pelakunya semakin muda, lebih masif, dan targetted (tahu apa yang diincar). Satu lagi, mereka semakin dermawan dalam berbagi cara meretas sesuatu di dunia underground.
“Bayangkan, ada hacker yang masih berusia 20 tahun asal Brazil, yang menjual tool kit bagaimana meretas sebuah sistem dan data target operasi, senilai 35 dolar AS saja!,” ujar Myla.
Kalau dulu hacker menargetkan layanan publik seperti kantor pemerintah dan enterprise besar, tapi kini peta permainan mereka berubah.
Seiring tren e-commerce yang berkembang, usaha kecil dan menengah ternyata menjadi target utama para kriminal digital. “Sebanyak 66 persen hacker menargetkan UKM,” tutur Myla.
Sementara enterprise menjadi target terbesar kedua dengan 16 persen, kemudian baru konsumen (individu) sebanyak 13 persen.
Untuk lokasi, Amerika Serikat (41,18%) dan Jepang (16,11%) menduduki peringkat teratas yang menjadi target hacker.
Di mana posisi Indonesia? Myla menuturkan negara kepulauan ini tidak termasuk dalam daftar 20 besar target negara para hacker. “Tapi Indonesia menjadi tiga besar di Asia Tenggara, setelah Malaysia dan Singapura,” pungkasnya.
