
Jakarta, Selular.ID – Flash sale atau penjualan cepat belakangan ini makin ramai terutama untuk barang-barang elektronik khususnya smartphone. Flash sale sudah menjangkiti hampir semua vendor dengan menggandeng toko-toko online terkemuka.
Satu tahun sudah Lazada Indonesia menggelar metode jualan ‘Flash Sale’ untuk produk ponsel pintar. Sebanyak 15 tipe smartphone telah dijajakan secara eksklusif melalui online, di mulai dengan penjualan Xiaomi Redmi 1S, kemudian diikuti Lenovo, Alcatel, dan brand yang baru pertama kali menjejaki pasar Indonesia seperti Infinix dan Meizu.
Dengan rata-rata waktu sold out selama 10 menit, Lazada berharap metode jualan kilat dapat menjadi dorongan yang tepat untuk meningkatkan minat belanja konsumen dan mendorong penjualan. Sebastian Sieber, Chief Marketing Officer, Lazada Indonesia, menjelaskan bahwa metode flash sale bukan hanya sebatas menjual smartphone saja, tapi juga sekalian memperkenalkan brand, terutama pendatang baru, ke pasar Indonesia.
Bagi produsen, memilih program flash sale juga memiliki keuntungan tersendiri. Setidaknya mereka bisa memotong jalur distribusi. Dengan begitu mereka bisa memangkas harga karena biaya pengiriman akan ditanggung oleh si pembeli.
Di samping itu, mereka juga bisa mengukur seberapa besar demand terhadap produknya dengan jumlah kuantitas yang terukur. Angka penjualan ribuan unit diklaim habis dalam hitungan menit saja. Dan inilah yang menjadi kekuatan dari program flash sale online.
“Flash sale adalah bagaimana caranya bisa menjual dengan limited time dan eksklusif, namun harganya terjangkau,” ujar Sebastian, saat mempresentasikan kesuksesan Flash Sale Lazada Indonesia, di Plaza Agro, Jakarta, hari ini (22/9/2015).
Selama waktu jualan cepat setahun ini, beberapa brand telah memecahkan rekor penjualan online antara lain Xiaomi Redmi 2 (terjual 40.000 unit selama 40 menit), Lenovo A7000 (terjual 5.000 unit selama 18 menit), dan Meizu M2 Note (terjual 6.000 unit selama 60 menit).
Saat ini, menurut Sebastian, konsep penjualan flash sale masih teruntuk ponsel saja. Namun tak menutup kemungkinan, bila suatu saat bakal dipakai untuk kategori lainnya, seperti groceries. Bedanya, bukan pada produk keluaran baru tapi lebih kepada kebutuhan sehari-hari yang banyak peminatnya.