Jakarta, Selular.ID – Sejak awal 2015, Telkom gencar menawarkan produk baru, yakni IndiHome Fiber yang diklaim bakal diminati oleh konsumen. Berbasis 100% fiber atau serat optik, Telkom mengemas layanan IndiHome sebagai triple play, yakni kombinasi layanan telepon, internet dan TV interaktif (IPTV) dalam satu paket dengan harga yang lebih hemat.
Dengan berlangganan IndiHome Fiber, pengguna dapat menikmati internet kecepatan tinggi hingga 100 Mbps, 1000 menit gratis telpon lokal dan interlokal, serta 99 channel Use TV. Saat ini IndiHome telah menjangkau 160 kota di Indonesia, yakni 60 kota besar dan 100 kota lainnya.
Dukungan infrastruktur memadai serta terdapat sekitar 7 juta home passed yang bisa memberikan layanan triple play, membuat Telkom pede (baca: percaya diri) bahwa IndiHome akan diterima masyarakat. Untuk mencapai tiga juga pelanggan di akhir tahun ini, Telkom terus menggeber jumlah teknisi yang mampu memasang instalasi dimana sekarang ada sekitar 2.500 tersertifikasi, dari target 10 ribu teknisi pada akhir 2015.
Menurut VP Corporate Communication PT Telkom Arif Prabowo, infrastruktur serat optik merupakan tulang punggung dari layanan internet kecepatan tinggi yang dibutuhkan rumah tangga agar konten-konten bisa berjalan sempurna.. Saat ini Telkom mewarisi 10 juta pelanggan telepon rumah, 3,2 juta pelanggan Speedy, dan 80 ribu UseeTV. Diharapkan pelanggan Speedy dapat pindah ke IndiHome disamping pelanggan baru yang masuk.
“Dengan adanya pelanggan eksisting dan potensi pasar yang sangat luas, target tiga juta pelanggan yang dipatok Telkom terbilang realistis”, ujar Arif.
Arif mengakui time to market menjadi isu krusial sejalan dengan program migrasi pelanggan yang merupakan pekerjaan besar dan penuh tantangan. Ia tak menampik bahwa masih banyak perbaikan yang perlu dilakukan, terutama dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh tim teknisi demi mengejar target sambungan.
Terlepas dari berbagai kendala teknis dan layanan pelanggan, aksi cepat Telkom dalam memasarkan IndiHome sejalan dengan potensi pasar connected home di kawasan Asia Tenggara dan Oseania yang sangat menjanjikan seiring kian tingginya penetrasi internet ke rumah tangga. Riset Ericsson Mobility Report yang dilansir belum lama ini, menunjukkan sebanyak 36% responden di Asia dan Oseania tertarik menggunakan dan sekitar 16% sudah mengandalkan layanan connected home.(Ind)
