Jakarta, Selular.ID – Dalam peluncuran ponsel terbaru Huawei Y3 akhir pekan lalu di Jakarta, Huawei mempertanyakan produsen ponsel yang mengklaim dirinya sebagai vendor global, padahal produknya hanya tersedia di segelintir negara. Tanpa menyebut nama brand tersebut, Huawei membandingkan dengan perusahaannya yang saat ini telah digunakan oleh sepertiga populasi dunia.
Henry Shu, Chief Operating Officer Consumer Business Group Huawei, South pacific Region, mengatakan bahwa mayoritas konsumen mengetahui Huawei sebagai provider jaringan, penyedia layanan untuk operator selular di dunia. Belum banyak yang mengetahui bahwa Huawei juga merupakan consumer brand. Selama ini, handphone besutannya dijajakan melalui operator, menggunakan nama operator.
Henry melanjutkan, konsumen dan operator mengetahui kualitas produk Huawei yang sangat baik, maka dari itu mereka terus menggunakan produk Huawei. Tapi sejak empat tahun lalu, strategi perusahaan berubah. Huawei menjual produk dengan nama perusahaan sendiri.
Selama tahun 2014, Henry mengaku perusahaannya telah mengapalkan 75 juta unit smartphone di dunia. Akhir kuartal 2015, penyelenggara riset dunia Gfk mengeluarkan laporan yang menunjukkan bahwa Huawei merupakan produsen smartphone nomor satu di daratan Tingkok. Bukan lagi Samsung atau Apple.
“Tahun lalu, kami merupakan produsen ponsel nomor tiga terbesar dunia untuk smartphone. Ketika kami menyebut dunia, itu mengacu ke 170 negara sebagai pasar kami. Sejumlah brand lain ada yang mengklaim bahwa mereka vendor global, tapi ketika saya cek, mereka hanya menjual di empat atau tujuh negara. Sehingga definisi global mereka agak rancu. Tapi Huawei jelas vendor global. Karena produk kami tersedia ke 170 negara dan menjangkau sepertiga populasi dunia,” tegasnya.
Tanpa menyebut jelas nama brand yang disindir, kuat dugaan bahwa itu mengacu kepada brand yang berasal dari negara yang sama, Xiaomi, yang saat ini sedang naik pamor di Indonesia serta beberapa negara Asia lainnya. Ditambah, pasar Xiaomi saat ini memang ada di tujuh negara, yaitu Tiongkok, Malaysia, Singapura, India, Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Dengan perolehan tahun lalu dan hasil kuartal pertama yang memuaskan, Huawei kian percaya diri dengan sepak terjangnya di Indonesia. “Kami berhasil memuncaki pasar China yang sangat kompetitif. Dengan bekal tersebut, kami yakin bisa mengantongi 20 persen pasar smartphone terjangkau (di bawah Rp1 juta) di Indonesia dalam dua tahun mendatang,” pungkasnya.(Ind)