Jakarta, Selular.ID – 19 Maret 2014 lalu XL secara resmi telah mengakuisisi Axis dengan nilai transaksi sebesar 865 juta dollar AS atau sekitar Rp9,8 triliun dan menjadi pemegang saham mayoritas di AXIS. Aksi XL mengakuisisi Axis ini sempat dinilai oleh analis akan mengakibatkan peningkatan biaya operasi dan investasi perusahaan sebagai akibat dari beban biaya frekuensi yang harus ditanggung XL.
Walhasil, akuisisi ini terbukti membuat kinerja keuangan milik anak usaha Axiata ini kedodoran. Pada semester pertama 2014 XL membukukan kerugian sebesar Rp 483 miliar. Hingga akhir tahun 2014, dalam laporan keuangan yang dirilis XL, kerugian di tahun 2014 tercatat sebesar Rp 891 miliar yang disebabkan aksi akuisisi terhadap Axis serta melemahnya nilai tukar Rupiah. Di luar dari dampak transaksi valuta asing, XL mencatat kerugian sebesar Rp 57 miliar.
Selama tahun 2014, XL telah membelanjakan belanja modal (capex) sebesar Rp 7 triliun yang digunakan untuk memperluas infrastruktur layanan data yang dibiayai melalui kombinasi antara dana internal dan hutang. Total hutang meningkat menjadi Rp 29,6 triliun dari Rp 17,8triliun, terutama disebabkan oleh akusisi AXIS yang menyebabkan peningkatan utang laba bersih/EBITDA dari 1,9 kali menjadi 2,6 kali pada akhir 2014.
Untuk pembayaran hutang dan meningkatkan posisi kemampuan modal, pada 23 Desember 2014, XL juga telah melengkapi penjualan 3.500 menara senilai Rp 5,6 triliun kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (STP) dan akan menyewa kembali menara dari STP dengan kondisi saling menguntungkan untuk periode 10 tahun.
Sementara itu laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) stabil sebesar Rp 8,6 triliun, dengan EBITDA margin sebesar 37%. Penurunan margin ini disebabkan adanya integrasi XL dengan Axis setelah memperhitungkan EBITDA negatif sejak dilakukannya akuisisi pada 19 Maret 2014. XL juga akan fokus pada upaya perbaikan melalui penghematan biaya dan kinerja usaha yang dihasilkan dan peningkatan yang signifikan pada margin EBITDA di kuartal keempat 2014.
Kinerja keuangan XL juga mencatat peningkatan pendapatan kotor (gross revenue) sebesar 10% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 23,6 triliun. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan pendapatan dari layanan VAS dan Data, masing-masing sebesar 42% dan 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Layanan Data memberikan kontribusi sebesar 29% terhadap total pemakaian pendapatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 23%. Selain itu, XL juga berhasil meningkatkan pendapatan pada layanan Percakapan dan SMS dari tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 3%.
Dian Siswarini Deputi CEO XL, mengatakan bahwa pertumbuhan pada pendapatan layanan Data dipicu oleh meningkatnya trafik penggunaan Data dan meningkatnya penetrasi pengguna smartphone. Trafik layanan data XL meningkat sebesar 127% dari tahun sebelumnya. Pengguna Smartphone meningkat menjadi 16,1 juta dengan rata-rata penetrasi sebesar 27% di tahun 2014.”
XL juga telah membangun 7.000 site baru pada tahun 2014, meningkat 16% dari tahun sebelumnya. Lebih dari 16.000 Node’s B telah ditempatkan XL untuk memenuhi permintaan akan layanan Data.