Indonesia bisa menjadi contoh kawasan yang berhasil dalam pengembangan BlackBerry karena kini sudah ada lebih dari dua juta pemakai ponsel BlackBerry. “Konsep pasar terbuka (open market) di penyediaan handheld seperti di Indonesia didekati dengan kemampuan distribusi yang kuat. Negara lain dengan konsep open market bisa meniru kisah sukses Indonesia,” tambahnya.
Selain ketersediaan handset, yang lebih menarik dari apa yang terjadi di Indonesia adalah bagaimana social networking yang tidak saja secara virtual lewat aplikasi seperti BlackBerry Messenger tetapi melakukan pertemuan secara fisik untuk membahas berbagai hal mengenai BlackBerry. “Ini bukan soal berjejaring virtual saja karena di Indonesia gathering yang membicarakan mengenai berbagai hal tentang BlackBerry dilakukan dengan ketemu muka di kafe atau tempat-tempat lain,” katanya. Model ikatan emosional komunitas yang saling berbagi seperti itu bisa menjadi contoh yang dapat ditularkan ke negara lain. “Di Thailand saat ini komunitas pengguna BlackBerry juga menunjukkan aktivitas serupa,” kata Wade. Ia yakin negara-negara lain di Asia Tenggara bisa menggukana pendekatan ala Indonesia karena secara spesifik masyarakatnya hampir sama. (Lukman Aribowo)