3 October 2014 15:52
Perusahaan startup Echo sudah terbiasa mengemban tugas mengerjakan widget conversation di media sosial kepunyaan perusahaan dan lembaga besar. Berkat produk terbaru berjuluk Experience Studio, Echo akan membuat teknologinya dapat diakses oleh kelompok pelanggan yang lebih luas, termasuk usaha kecil, menengah, bahkan jurnalis.
Saat memeragakan cara kerja Experience Studio, CPO Echo Chris Saad, menjelaskannya dengan membuat page berisikan komentar dan media di TechCrunch Disrupt, yang memperbarui konten secara real-time. Pada dasarnya, Saad hanya meng-upload gambar header, mengetik istilah tag/search secara berbeda, kemudian drag-and-drop elemen yang berlainan di seluruh page.
Selain di TechCrunch Disrupt, Saad juga menjajal sistem ini di laman pemasaran brand. Sementara bagi pihak jurnalis, bisa menggunakan tool ini untuk menyorot berita secara real-time.
Laman itu juga dapat menyertakan prompt pengguna agar berpartisipasi dalam conversation, misalnya dengan meminta mereka untuk menge-tweet dengan hashtag tertentu. Agar arah pembicaraan tidak melenceng, Saad mengatakan Echo telah membangun sejumlah tool kurasi otomatis yang dapat menyaring kata-kata tertentu antara konten lainnya dari pengguna.
“Kami melakukan sebanyak yang kami bisa untuk mengotomatisasi segala sesuatu untuk benar-benar memberikan Anda kendali fine-tuned,” ungkap Saad. Menariknya, page juga bisa diakses secara mobile, menggunakan smartphone.
Echo Experience Studio tersedia dalam versi gratis maupun berbayar. Versi tanpa biaya mengharuskan pengguna menjalankannya pada domain Echo, artinya dengan branding Echo. Sementara bila pengguna ingin embed laman itu di situs mereka, maka dikenakan biaya akun pro, dengan harga mulai dari USD99 sebulan. (Choiru Rizkia)
Sumber : http://echo-official.echostudio.co/