Dijuluki Proyek Loon, balon-balon internet itu mengapung di lapisan stratosfer yang berjarak 60.000 kaki atau setara 20 kilometer di atas permukaan bumi. Berpandu data dari National Oceanic and Atmospheric Administration, balon-balon tersebut bergerak mengitari bumi setelah lapisan, kecepatan, dan arah angin diketahui.
Saat diudara, balon-balon Loon menyerupai ubur-ubur. Balon-balon internet membawa antena kecil yang berkomunikasi dengan antena sejenis di tanah, yang mana menyediakan akses internet. Dalam aksi trial ini, 30 balon ditempatkan di kawasan Selandia Baru. Dari sini balon-balon berisi helium itu akan melalui jalur yang sudah ditentukan sebelumnya.
Perdana Menteri Selandia Baru secara resmi akan mengumumkan Proyek Loon di negara itu, khususnya di Christchurch, di mana 50 warga di rentang 12 mil balon ini akan disediakan sinyal internet murni. Hebatnya, kecepatan akses melebihi 3G itu bisa dinikmati warga Selandia Baru secara gratis. Balon dirancang berada di udara selama lebih dari tiga bulan.
Selain di Selandia Baru, Google juga berencana menggelar proyek serupa di Australia dan Argentina. Google bercita-cita menjangkau 5 miliar penduduk di seluruh dunia yang belum tersentuh akses internet.
Proyek ini seperti proyek ambisius lainnya dari perusahaan asal AS tersebut. Proyek Loon sendiri sudah digodok di laboratorium Google X sejak dua tahun lalu. (Choiru Rizkia)
