Para pengembang OS ini tampaknya berpikir bahwa Galaxy S II tidak akan dapat menangani semua eye-candy dan modifikasi lain yang terlibat. Salah satu alasan kuat karena smartphone tersebut memiliki resolusi layar yang relatif lebih kecil, yakni 480×800 pixel.
Fakta lain adalah Galaxy S II didukung oleh prosesor inti ganda 1.2 GHz, sedangkan penerusnya saat ini dilengkapi dengan dua kali lipat kecepatan pemrosesan. Galaxy S III menggunakan prosesor quad core yang dirasa cocok untuk pembaruan ini. Kurangnya kecepatan pemrosesan akan menyebabkan masalah seperti lag dalam kinerja dan kelancaran dari antarmuka pengguna, dan juga pengurangan kekuatan dalam sistem operasi itu sendiri.
Mungkin ini bagian dari strategi pemasaran Samsung dan Google yang cerdas, sehingga akan mendorong pengguna untuk beralih ke smartphone yang lebih baru, lebih baik dan lebih cepat.
Namun, masih ada harapan pengguna Samsung Galaxy S II bisa mengadopsi Android Jelly Bean. Pasalnya, terungkap sebuah ROM kustom yang dikembangkan oleh beberapa programmer Android. Karena masih dalam tahap pengujian Alpha, ada beberapa bagian yang tidak fungsional. Termasuk tidak mampu membaca memori eksternal, masalah dengan suara, dan seluruh kinerja. Namun, para programmer merasa optimis bisa mengembangkannya, dan siapa tahu kelak bisa melebihi kemampuan di generasi Galaxy S terbaru. (Choiru Rizkia)