9 October 2013 17:30
Semakin banyak orang menggunakan smartphone, laptop, dan komputer untuk melacak kesehatan mereka sehari-hari, arus data kesehatan pribadi yang dihasilkan ikut mengancam membanjiri dokter. Namun ledakan data kesehatan dari smartphone sebagian besar masih di luar sistem kesehatan klinis. Menurut peneliti dari Universitas Washington, tren lonjakan data kesehatan pribadi di handphone ternyata lebih rinci daripada catatan kesehatan yang tampak pada tabel dokter.
“Seorang dokter mengatakan kepada kami, ‘Aku tahu bagaimana mengelola tiga laporan tekanan darah yang diambil di klinik saya, tapi saya tidak tahu bagaimana mengelola 10.000 laporan yang diambil di rumah seseorang,” tutur Gina Neff, seorang profesor yang menjalankan Proyek Teknologi Komunikasi dan Praktek Organisasi di Universitas Washington. Neff diwawancarai pada Symposium Kolaborasi Universitas di San Francisco.
Bukan hanya data kesehatan yang berlimpah, tetapi juga sudut pandang berbeda secara fundamental saat melihat. Dokter mengandalkan data untuk membantu mereka membuat keputusan klinis sedangkan pasien cenderung menganggap data sebagai narasi. Lalu ada peneliti kesehatan yang berusaha mencari varian antar kelompok daripada berfokus pada individu. Menurut Neff, hasilnya sangat tidak berhubungan antara tiga kelompok.
Menurut Neff, dokter dan peneliti kesehatan akan berjuang untuk menggunakan data kesehatan itu sampai nanti adanya suatu protokol atau sistem untuk menukar informasi tadi. Dia percaya bahwa dalam waktu dekat pemahaman tentang nilai riil data pasien yang dihasilkan dapat menciptakan saluran komunikasi baru antara dokter, pasien, dan peneliti kesehatan.
“Bahkan dokter saya mungkin tidak menginginkan data dari handphone saya yang sudah merekam kesehatan saya, tapi saya bisa menggunakan data tersebut untuk memulai percakapan dengan dokter.” (Nis)
Sumber : http://www.cellular-news.com (8/10/2013)