Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Manis Pahit Bisnis Data

BACA JUGA

bisnis-dataLayanan akses data diyakini potensial bagi bisnis operator, tapi ternyata tidak mudah untuk menggarapnya.

Layanan akses data (internet) kini menjadi harapan baru operator di tengah pendapatan dari layanan voice dan SMS yang cenderung stagnan bahkan menurun. Kontribusi layanan akses data terhadap pendapatan operator terus merangkak naik. XL contohnya, pendapatan dari layanan akses data selama 2012 meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Layanan akses data memberikan kontribusi 20% dari total pendapatan di 2012, dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 15%. Bisnis layanan akses data pun diyakini masih sangat potensial. Ini didasarkan pada masih minimnya jumlah pelanggan layanan akses data. Telkomsel contohnya, dari 125 juta jumlah pelanggannya, baru sekitar 54 juta yang sudah menggunakan layanan akses data.

Tapi, ternyata bukan perkara mudah bagi operator untuk meraup untung dari bisnis layanan akses data. Setidaknya jika dibandingkan layanan voice call dan SMS. Pada layanan voice call dan SMS, jika trafik tinggi maka dibarengi pendapatan yang tinggi pula. Tapi ternyata tidak begitu dengan layanan akses data. Trafik yang tinggi tidak sert-merta diikuti melonjaknya pendapatan. Malah membuat kapasitas jaringan operator menjadi padat, ini terutama terjadi saat operator sempat memberlakukan akses data unlimited. “Saa itu 3% pengguna yang menggunakan layanan akses data, memakan 50 % kapasitas jaringan” ujar Hasnul Suhaimi, Direktur Utama XL Axiata. Maka dari itu, tambah Hasnul, sejak awal 2012 XL sudah tidak lagi memberlakukan program akses data unlimited.

Masalah loyalitas pengguna juga menjadi kendala tersendiri. Pada layanan voice call dan SMS, pengguna masih bisa terikat dengan nomor simcard yang digunakan. Tapi pada layanan akses data, pengguna loyal kepada kecepatan, daripada ke nomor simcard. ”Jika kecepatan akses data dari operator yang digunakan dirasa lambat, maka pengguna mudah pindah ke operator lain” ujar Hasnul. Itulah yang menjadi alasan mengapa belakangan ini operator giat memperbaiki jaringannya. Tidak sekedar memperluas cakupan jaringannya tapi juga meremajakan jaringannya (dari 2G ke ke 3G).

Kendala lainnya yaitu masalah ketersediaan smartphone, terutama yang berharga terjangkau. Hingga saat ini jumlah pengguna smartphone masih lebih sedikit dibandingkan pengguna feature phone (belum aktif menggunakan internet). “Jumlah unit bundling smartphone masih lebih sedikit dibandingkan feature phone” ujar Arief Pradetya, Head of Device Strategy Division Telkomsel. Lebih lanjut menurut Arief di setiap program bundling, jumlah unit smartphone yang dibundling hanya berkisar 5 – 10 ribu unit, jauh jika dibandingkan feature phone yang mencapai 200 ribu unit. Operator berharap semakin banyak pengguna feature phone yang beralih ke smartphone. Agar penggunaan layanan akses data juga meningkat. Nah, ketersediaan smartphone berharga terjangkau dianggap menjadi ‘jembatan’ untuk tujuan tersebut.

Dan bagi pengguna yang sudah beralih ke smartphone, operator juga berharap mereka lebih aktif mengakses internet. Dari yang sekedar mengakses jejaring sosial, chatting atau email, mau beranjak ke akses video streaming, online game atau konten lain yang memiliki kuota data besar. Ini tentu dimaksudkan agar pendapatan operator juga semakin besar. Nah, dalam hal ini ketersediaan smartphone berfitur canggih menjadi salah satu jalannya. “Pengguna yang sudah mulai merasakan asyiknya akses internet, biasanya akan langsung beralih ke smartphone canggih agar bisa merasakan konten internet yang lebih atraktif” tutur Arief Pradetya.

Dan agar pengguna betah menggunakan layanan akses data, operator pun rajin memberikan paket tarif akses internet yang bervariasi. Termasuk yang diberikan pada setiap program bundling smartphone. Misalnya dengan memberikan gratis kuota jika setiap kali pengguna melakukan pengisian ulang pulsa. Jadi, memang dibutuhkan DNA (Device Network Acces) di layanan akses data ini. Device mengacu pada ketersediaan smartphone, Network berarti jaringan yang handal dan Access memiliki makna tersedianya tarif terjangkau. (Edi Kurniawan)

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU