Jenis antena penyearah ini dinamakan rentenna, dan telah hadir dalam aneka rupa bentuk sejak tahun 1960-an. Rectenna jenis tertentu ini telah dikembangkan baru-baru ini oleh peneliti asal Korea di Universitas Nasional Sunchon dan Institut Penelitian Elektronik Cetak Paru.
Perangkat baru tersebut terdiri dari antena datar, sirkuit tercetak, dan penyearah, yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Sebuah laboratorium prototipe mampu menghasilkan aliran listrik sebesar 0,3 watt dari arus bolak-balik yang memiliki frekuensi 13,56 MHz.
Dalam studi tersebut, sekumpulan rectenna dicetak pada kertas timah menggunakan lima tinta elektronik berbeda, dengan kecepatan delapan meter per menit. Pada bagan biaya produksi, mereka akan memakan biaya satu sen per perangkat, lebih murah dari RFID tag, yang menawarkan fungsi serupa. Cetakan tersebut dapat dibaca dengan memanfaatkan teknologi NFC pada handphone. Gelombang radio yang dipancarkan oleh handphone dikonversi menjadi power DC oleh penyearah yang digunakan oleh antena untuk mengirimkan informasi yang terkandung dalam sirkuit. Sebuah chip mungil terintegrasi juga bisa digunakan untuk menyimpan data.
“Keuntungan kita atas teknologi saat ini adalah biaya yang lebih rendah, karena kita bisa menghasilkan proses pencetakan dalam jumlah besar dengan hasil yang lebih ramah lingkungan,” ujar Gyoujin Cho, salah satu penulis makalah tentang penelitian tersebut. “Selain itu, kita bisa mengintegrasikan banyak fungsi tambahan tanpa biaya ekstra dalam proses pencetakan.”
Beberapa produk yang sudah menggunakan teknologi serupa tapi lebih mendasar misalnya sistem pencari benda U Grok It yang menggunakan perekat yang didukung label datar dengan antena dan chip built-in. Ketika gelombang radio telepon memukul salah satu benda, mereka dipantulkan kembali dalam aneka bentuk yang membawa sebuah angka, yang digunakan untuk mengidentifikasi objek penyandang label.
Makalah milik Cho ini telah diterbitkan bulan lalu dalam jurnal Nanotechnology. (Khoirunnisa)