10 May 2013 13:30
New Delhi – Bertepatan dengan rilis perdana Nokia Asha 501, Nokia juga memperkenalkan lahirnya sistem operasi yang diberi nama Asha Platform. Jajaran ponsel Asha yang selama ini dipasarkan di negara berkembang terbukti mendapatkan respon yang tinggi dari konsumen. Inilah yang menjadi dasar dari perusahaan untuk meningkatkan performa dari ponsel Asha.
CEO Stephen Elop yang juga hadir dalam peluncuran ini di India (9/5/2013) mengatakan bahwa platform Asha dirancang untuk membuat pengalaman yang lebih cepat dan responsif dibanding sebelumnya (S40). Meski demikian, Asha tidak akan keluar dari ‘khittah’-nya yaitu akan dipakai di produk Nokia yang murah di level harga Rp 1 jutaan. Ini karena di segmen yang lebih tinggi, Nokia masih cinta mati dengan platform Windows Phone yang dibuktikan lewat seri Lumia. Platform Asha juga bukanlah sistem operasi yang benar-benar baru, melainkan evolusi dari Seris 40 (S40).
Platform ini hadir dengan beberapa fitur baru. Diantaranya adalah pengoperasian menu kini menggunakan Swipe sehingga lebih atraktif dan akses ke berbagai fitur dan aplikasi pun menjadi lebih cepat. Sekilas mengingatkan elemen Swipe UI di platform Meego yang dimiliki Nokia, namun kini sudah tidak dikembangkan lagi.
Fitur berikutnya adalah Fastlane, merupakan antarmuka yang terintegrasi dengan berbagai fitur dan aplikasi yang sering digunakan. Nokia menyebutkan, fitur ini terinspirasi dari bagaimana orang benar-benar menggunakan ponselnya. Kontak yang baru saja diakses, aplikasi, social media, dan lainnnya menjadi unik atau berbeda untuk tiap orang. Kebiasaannya memakai ponsel tersebut dipresentasikan di Fastlane yang merupakan salah satu dari dua homescreen di platform Asha. Fastlane menyediakan rekaman bagaimana ponsel dipergunakan, memberikan kepada pengguna sekilas kegiatan di masa lalu, sekarang, dan kemungkinan di masa yang akan datang. Sekaligus membantunya melakukan multi-tasking dengan memberikan akses mudah ke fitur favorit.
Platform Asha ini juga dilengkapi dengan Nokia Xpress Browser yang mampu mengkompress data internet hingga 90%. Tujuannya untuk membuat mobile browsing lebih cepat dan terjangkau. Peramban ini pada dasarnya sudah ada di ponsel Asha sebelumnya, sehingga di platform ini hanya peningkatan performa.
Fitur baru yang cukup menarik adalah Nokia Xpress Now, sebuah aplikasi web yang merekomendasikan konten berdasarkan lokasi, preferensi, dan trending topics. Sekilas, fitur ini sangat mirip dengan Google Now atau mungkin terinspirasi darinya. Namun, Nokia Xpress Now bukan aplikasi native, melainkan web apps yang terintegrasi dengan web browser. Sehingga yang dipelajari hanya aktivitas pengguna saat menjelajah web.
Soal performa, seperti telah dikatakan Stephen Elop, platform baru ini bekerja dengan lebih cepat dan responsif. Pihak Nokia mendemokan bagaimana pengguna mengakses tiap aplikasi sembari melakukan multi tasking dengan mulus. Begitupun saat mengakses ratusan kontak ponsel yang begitu cepat. Juga ketika menonton video yang tidak patah-patah. Walaupun terkadang untuk memutarnya perlu menunggu beberapa saat. Secara umum performanya cukup menggemberikan untuk sebuah OS yang bekerja di smartphone murah.
Tak ketinggalan adalah soal aplikasi. Beberapa aplikasi populer telah tersedia atau sedang dikembangkan untuk platform Asha. Termasuk CNN, eBuddy, ESPN, Facebook, Foursquare, Line, LinkedIn, Nimbuzz, The Weather Channel, Twitter, WhatsApp, WeChat, World of Red Bull dan games dari Electronic Arts, Gameloft, dan sebagainya. Partner tersebut siap eksplorasi untuk pengembangan aplikasi di platform Asha.
Untuk para developer, Nokia juga membuka kesempatan bagi para developer untuk mengembangkan aplikasinya di Asha lewat ketersediaan Nokia Asha SDK 1.0 dan Nokia Asha Web Apps. Perusahaan mengklaim developer akan sangat mudah mengembangkan aplikasinya di Asha dengan 1 code. Nokia juga memperkenalkan tool untuk In-App Payment yang didesain untuk memudahkan para pengembang aplikasi memonetisasi produknya dengan menjual konten di dalam aplikasi. Fitur ini menyediakan pengalaman yang simpel dan aman kepada konsumen dan pembayaran yang transparan untuk developer. Nokia telah bekerjasama dengan ratusan operator untuk sistem operator billing atau potong pulsa untuk pembelian konten aplikasi. Sebagai alternatif, developer juga bisa memanfaatkan Nokia Ad Exchange jika ingin aplikasinya dipasang iklan.
Dari fitur-fitur yang dihadirkan di Platform Asha, terlihat bahwa kemampuannya semakin pintar, seperti halnya sistem operasi smartphone lainnya. Ambisi Nokia untuk kembali menguasai segmen bawah yang kini dikuasai oleh ponsel buatan China maupun produsen global lainnya, semakin nampak. Sejauh ini, strategi lewat dua lini produk yaitu Lumia dan Asha cukup memberikan pengaruh positif di tubuh perusahaan. Walaupun mereka harus bekerja lebih keras lagi jika ingin mengembalikan kejayaannya seperti dulu. (Bambang Dwi Atmoko)
Sumber : www.selular.co.id