Merebaknya isu tersebut, memang berkaitan dengan nasib sejumlah operator berbasis CDMA di Tanah Air, yang memutuskan menghentikan operasi dan menutup layanan. Sebut saja di antaranya, Flexi dan StarOne. Sementara Esia yang juga pemain besar di segmen CDMA, kinipun seperti membekukan aktivitasnya. Tinggal Smartfren yang masih aktif beroperasi. Pemicu lainnya adalah, bayangan kehadiran teknologi 4G (LTE), yang diperkirakan bakal menghentikan perkembangan teknologi CDMA yang ada saat ini.
Menurut Roberto, Smartfren justru akan memperluas layanan dan jangkauan. Buktinya, operator satu ini semakin aktif menghadirkan smartphone-smartphone terbaru di beragam segmen. Mulai dari smartphone standar hingga smartphone premium. Tujuannya adalah, semakin memberikan pilihan kepada pelanggan, sesuai dengan kemampuan mereka. “Kami justru terus mencari rekanan (pabrikan) baru untuk memenuhi permintaan pengguna yang terus meningkat. Karena, dengan permintaan yang semakin besar, sulit untuk dipenuhi dengan hanya satu rekanan saja,” papar Roberto.
Menanggapi kehadiran LTE, bagaimanapun tak bisa dihindari. Namun kenyataannya, kehadiran teknologi baru itu tak akan serta merta membuat pengguna langsung beralih ke sana. Saat inipun, kata Roberto, sebagian besar pengguna layanan operator di Indonesia masih menggunakan layanan 2,5G, meskipun teknologi 3G sudah lama tersedia di sini. “Tentu saja kami akan mempersiapkan dan mengadopsi teknologi baru tersebut. Namun bukan berarti pelanggan (lama) yang masih menggunakan 2G dan 3G lantas ditinggalkan,” jelas Roberto lagi, sembari menandaskan, “Bagi pelanggan kami, tak perlu khawatir.” (AHS, Cina)