
Jakarta, Selular.ID – Internet memang membawa banyak manfaat besar, terlebih untuk mencari segudang informasi. Akan tetapi, internet juga yang mendekatkan pengguna, terutama anak-anak, terhadap pelecehan dan intimidasi secara online (cyberbullying). Anak bisa mengalami bullying melalui email, situs jejaring sosial, dan blog tanpa kenal waktu.
Niat baik dari para orang tua untuk memberikan privasi ke anak-anak mereka sebaliknya bisa, pada kenyataannya, membuat anak-anak mereka lebih rentan terhadap cyberbullying. Hampir seperempat (22%) orang tua merasa mereka tidak dapat mengendalikan apa yang anak-anak mereka lihat atau lakukan pada saat online, meskipun hampir setengah responden (48%) merasa khawatir bahwa anak-anak mereka kemungkinan menghadapi cyberbullying, ungkap hasil survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International.
Hal tersebut cukup merisaukan, pasalnya dampak emosional jangka panjang dari cyberbullying dapat sangat berpengaruh bagi anak-anak muda dan orang tua perlu tahu sehingga mereka dapat bertindak untuk menghentikannya. Bagi para korban, kerusakan psikologis bisa besar dan bertahan lama.
“Cyberbullying – adalah masalah yang sangat serius yang memiliki implikasi sosial dan emosional,” ujar David Emm, Kepala Peneliti Keamanan, Global Research and Analysis Team, Kaspersky Lab.
Parahnya, bila tak ada tindaklanjut dari para orang tua, pelecehan online dapat dengan mudah meluas ke intimidasi di dunia nyata. Hanya 26 persen, orang tua yang menemukan anaknya mengalami cyberbullying. Lalu, 44 persen orang tua yang anak-anaknya mengalami cyberbullying telah melakukan langkah-langkah pencegahan – di mana setengah orang tua yang lain belum melakukan tindakan pencegahan.
Agar tindak kejahatan dunia maya menimpa anak-anak tidak makin meluas, maka akan diselenggarakan ENABLE Hackathon pada 13 Oktober mendatang, untuk mempertemukan 80-100 orang, termasuk anak-anak muda, ahli dan pembuat kebijakan bidang pendidikan, hak-hak anak dan anti-bullying. ENABLE Hackathon mendorong anak-anak muda, berusia 9-17 tahun, bekerja sama dalam tim untuk merancang sebuah aplikasi atau alat kreatif, yang dapat membantu mengurangi tindak bullying.