Selular.id – Qualcomm Snapdragon 8 Elite 2, chipset flagship terbaru yang belum resmi diluncurkan, telah muncul dalam hasil benchmark Geekbench. Performanya mengungguli Exynos 2600 milik Samsung, meski belum berjalan pada kecepatan maksimal.
Dilaporkan, chipset ini diuji pada perangkat Samsung dengan kode model SM-S947U, yang diduga merupakan Galaxy S26 Edge. Hasil benchmark menunjukkan skor single-core 3.393 dan multi-core 11.515 di Geekbench 6.4. Angka ini sekitar 9% lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 8 Elite generasi sebelumnya yang mencetak skor 3.125 (single-core) dan 9.932 (multi-core).
Meski peningkatannya signifikan, hasil ini masih di bawah ekspektasi bocoran sebelumnya. Hal ini kemungkinan karena chipset belum berjalan pada kecepatan penuh. Core utama CPU hanya mencapai 4.0GHz, jauh di bawah batas maksimumnya yang seharusnya 4.74GHz.
Spesifikasi dan Keunggulan Snapdragon 8 Elite 2
Benchmark juga mengungkap bahwa Snapdragon 8 Elite 2 mempertahankan konfigurasi CPU 6+2, dengan enam core efisiensi berkecepatan 3.63GHz. Chipset ini juga mendukung SME (Scalable Matrix Extensions), sebuah instruksi baru yang dapat meningkatkan performa dalam tugas AI dan machine learning.
Perangkat yang digunakan dalam pengujian ini dilengkapi dengan 12GB RAM dan menjalankan Android 16 dengan One UI 8.0 versi awal. Meski belum ada data langsung yang membandingkannya dengan pesaing utama seperti Dimensity 9500, Snapdragon 8 Elite 2 jelas unggul jauh dibanding Exynos 2600. Chipset Samsung tersebut hanya mencetak skor 2.155 (single-core) dan 7.788 (multi-core) dalam tes yang sama.
Baca Juga:
Peluncuran Resmi Snapdragon 8 Elite 2
Qualcomm diperkirakan akan mengumumkan Snapdragon 8 Elite 2 secara resmi dalam acara Snapdragon Summit pada 23 September mendatang. Chipset ini kemungkinan akan menjadi andalan untuk smartphone flagship 2026, termasuk Nubia Z80 Ultra dan OnePlus Pad 3 Mini.
Dengan performa yang menjanjikan, Snapdragon 8 Elite 2 diprediksi akan menjadi pilihan utama bagi vendor smartphone high-end di tahun depan. Namun, tantangan terbesarnya adalah efisiensi daya dan manajemen termal, terutama saat beroperasi pada kecepatan penuh.
