Jakarta, Selular.ID – Prestasi Xiaomi di industri handset boleh dibilang fenomenal. Memberikan spesifikasi mumpuni di tiap produknya sambil tetap menekan harga jual dengan memanfaatkan strategi pemasaran online, menjadi cara jitu perusahaan asal Tiongkok tersebut untuk merebut perhatian pasar. Selama semester pertama tahun ini saja, penjualan Xiaomi dilaporkan tercatat lebih dari 35 juta unit.
Di balik popularitasnya yang kian menanjak, ekspansi pasar Xiaomi masih terbatas di negara berkembang saja. Produsen Mi-series ini memang sudah memasarkan sejumlah produk ke pasar global, seperti Eropa dan Amerika Serikat, namun lebih kepada smart TV, headphone, dan powerbank. Bukan koleksi smartphone murahnya.
Hugo Barra, VP Xiaomi, berkali-kali mengkonfirmasi dan mengakui bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk ekspansi ke AS. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Barra menjelaskan bahwa memasuki pasar baru, apalagi AS, bakal memakan proses yang rumit dan masalah regulasi termasuk persyaratan sertifikasi dan produksi, pengiriman, serta prevalensi subsidi operator.
Di Amerika Serikat, sebagian besar pembelian smartphone terikat dengan rencana yang spesifik dan operator telekomunikasi tertentu. Pihak operator bakal mensubsidi harga ponsel dengan imbalan kontrak layanan multi-tahun dari pelanggan.
Hal ini kontras dengan sebagian besar pasar di Asia, di mana ponsel biasanya dijual terpisah dari operator telekomunikasi
Dengan segudang hambatan di depan mata, Hugo Barra melanjutkan, bukan berarti Xiaomi akan mencoret nama AS dari daftar panjang target pasar. Mantan pegawai Google itu tidak menutup kemungkinan ekspansi suatu saat nanti ke Negeri Paman Sam tersebut.(Ind)