Selular.ID – Salah satu negara dengan pengembang game terbesar, Tiongkok, nyatanya belum bisa membawa industri nya maju.
Bagi masyarakat Indonesia mungkin tidak asing lagi dengan game-game besutan perusahaan asal Tiongkok. Dan kemungkinan besar secara tidak langsung pastinya ada game buatan asal Tiongkok.
Karena saat ini Tiongkok sedang meninjau pedoman baru yang diumumkan minggu lalu yang tampaknya memicu kehancuran besar-besaran pada saham-saham game.
Regulator video game Tiongkok mengumumkan rancangan peraturan baru untuk game online minggu lalu dan mengatakan akan mempelajari semua masukan dengan serius untuk memperbaiki rancangan peraturan tersebut.
Rancangan aturan baru ini bertujuan untuk membatasi jumlah pembelanjaan gamer dan membatasi hadiah yang akan mendorong gamer menghabiskan lebih banyak waktu online.
Pengumuman yang tiba-tiba dan tidak terduga ini tampaknya mengakibatkan kemunduran pasar secara instan.
Beberapa perusahaan dan platform game seperti Tencent, NetEase, dan Bilibili semuanya mengalami penurunan saham setidaknya 14%.
Tencent mengalami penurunan harga sebesar 16% sementara Bilibili mengalami penurunan nilai pasar sebesar 14%.
NetEase mengalami penurunan besar-besaran sebesar 28% pada sahamnya dalam periode tersebut. Ketiga saham tersebut kehilangan nilai pasar kumulatif sebesar $80 miliar setelah pengumuman rancangan peraturan tersebut.
Penurunan pasar juga berdampak pada saham-saham terkait game online yang terdaftar di AS dan Eropa. Tindakan keras baru ini tampaknya mengingatkan kita pada tindakan keras terhadap sektor teknologi pada akhir tahun 2020 dan berlanjut hingga pertengahan tahun ini.
Hal ini berdampak pada perekonomian Tiongkok yang terus kesulitan akibat pandemi COVID-19 yang melemahkan dan lockdown.
Baca juga : Top 5 Ponsel Lipat 2023: Brand Tiongkok Mengglobal, Pangsa Pasar Samsung Menyusut